Entah mengapa Belgia tidak belajar dari gol pertama Maroko yang terselamatkan oleh  VAR. Tendangan bebas Ziyech yang berhasil mengelabui Courtois dianulir karena Romain Saiss dinilai lebih dahulu berada dalam posisi offside.
Belgia yang tampil buruk di paruh pertama berusaha memperbaiki diri setelah jeda. Penampilan Hazard jauh dari memuaskan. Pesona yang ia tunjukkan di level klub sama sekali tidak terlihat. Keputusan menggantinya dengan Dries Mertens adalah pilihan tepat.
Sayangnya, tidak ada hasil positif yang dipetik sampai Maroko membuka keunggulan.
Patut diakui gol pertama tidak lepas dari kesalahan Courtois. Ia gagal membaca dengan cermat tendangan bebas Sabiri yang bisa mengecohnya di tiang dekat.
Penampilan buruk Belgia harus dibayar mahal dengan gol pamungkas dari Maroko ketika umpan Hakim Ziyech dituntaskan Aboukhlal dengan tandukan mematikan tanpa bisa digagalkan Courtois.
Kemenangan ini membuat Maroko terus membuka harapan ke babak 16 besar. Mereka kini bergerak ke posisi teratas di Grup F dengan empat poin.
Pertandingan tearakhir kontra tim muda Kanada pada awal bulan Desember nanti, akan menjadi tontonan menarik. Kedua tim yang memiliki tipikal permaian cepat akan berjuang untuk kemenangan terakhir di fase grup.
Sedangkan Belgia setelah mendapat ujian di balik kemenangan tipis 1-0 atas Kanada, tidak bisa tidak memanfaatkan laga pamungkas grup kontra Kroasia untuk mendulang poin penuh, bila tidak ingin mimpi generasi emas Belgia untuk berbicara banyak di kesempatan terakhir mereka ini berakhir antiklimaks.
Belgia yang empat tahun lalu mencapai semifinal  Piala Dunia di Rusia dengan materi pemain yang hampir sepenuhnya kembali dipertahankan kelihatan mulai mendekati ujung jalan.
Entah apa yang merasuki mereka sehingga alur serangan terputus-putus, tidak terkonsolidasi, dan tidak berhasil guna. Batshuayi tidak sebagus di laga pertama. Kehadiran Romelu Lukaku yang sepertinya belum sepenuhnya pulih dari cedera tidak lebih dari cameo di saat-saat akhir. Â
De Bruyne tidak kelihatan inspirasi, sentuhan, dan pergerakannya seperti bersama City. Pasangan veteran yang mengawal lini pertahanan yakni Jan Vertonghen dan Toby Alderweireld begitu keteteran membendung kecepatan serangan Maroko.