Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"Siuu" Bersejarah Ronaldo di Hadapan Messi, antara Diving dan Blunder Fatal Diogo Costa

25 November 2022   14:27 Diperbarui: 25 November 2022   15:44 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi "siuu" Ronaldo usai bobol gawang Ghana di matchday 1 Grup H Piala Dunia 2022: @FOXSoccer via Kompas.com

"Pemain pertama yang mencetak gol di lima Piala Dunia, ini membuat saya sangat bangga." (Ronaldo)

Pertandingan penyisihan Grup H Piala Dunia 2022 antara Portugal versus Kanada sesungguhnya adalah panggungnya Cristiano Ronaldo.

Pemain berjuluk CR7 itu menjadi pusat perhatian dalam duel sengit di Stadion 974, Jumat (25/11/2022) dini hari WIB yang berakhir dengan kemenangan tipis Selecao das Quinas, 3-2.

Ya, seperti Lionel Messi, dia adalah satu dari sedikit pemain senior dengan rekam jejak mentereng sebagai salah satu pemain terbaik dunia yang masih eksis.

Dunia ingin melihat seperti apa penampilannya di usia 37 tahun di pentas akbar empat tahunan dan menanti jawaban apakah ia akan mengguratkan akhir cerita seperti Messi atau sebaliknya.

Publik menanti apakah nama besarnya bakal melambung atau malah ditenggelamkan The Black Star, persis dilakukan Arab Saudi pada El Messiah beberapa waktu lalu.

Begitu juga, orang-orang ingin melihat seperti apa debut Ronaldo di Qatar setelah dihantam ketidakstabilan di level klub. Apakah ia bisa membuktikan janjinya bahwa persoalan di Manchester tidak akan menggerus konsentrasinya?

Ternyata, jawaban yang kemudian di dapat, sekali lagi, menempatkan eks Real Madrid dan Juventus itu dalam sorotan positif.

Ronaldo tidak hanya sekadar mengisi "line-up" pilihan Fernando Santos yang juga dihuni para pemain jempolan di level klub seperti Diogo Costa (kiper/FC Porto), Danilo Pereira (bek/PSG), Joao Cancelo (bek/Manchester City), Raphael Guerreiro (bek/Borussia Dortmund), Ruben Neves (gelandang/Wolves), Otavio (gelandang/Porto), Bruno Fernandes (gelandang/Manchester United), Bernardo Silva (gelandang/Manchester City), dan Joao Felix (penyerang/Atletico Madrid).

Ia juga ikut berperan dan memberi warna tersendiri. Peran penting yang kelihatan jelas adalah pergerakan ke kotak penalti Ghana yang memaksa Mohammed Salisu harus melanggarnya.

Wasit Ismail Elfath dari Amerika Serikat langsung menunjuk titik putih. Para pemain Ghana tidak tinggal diam. Mereka melayangkan protes, yang kemudian berkembang luas di jagad maya.

Bek Southampton itu dinilai tidak melakukan kesalahan meski terjadi kontak. Ronaldo dinilai sengaja menjatuhkan diri. Diving.

Elfath bergeming. Ia merasa pelanggaran itu jelas di depan matanya. Tidak perlu mengkonfirmasi pada VAR, sesuatu yang kemudian menjadi buah bibir tambahan.

Pelatih Ghana, Otto Addo marah besar. Kepada BeIN Sports usai laga ia ungkapkan isi hatinya. Ia menduga sang pengadil pertandingan terintimidasi oleh nama besar Ronaldo.

"Wasit memberikan penalti yang bukan penalti - semua orang melihatnya. Mengapa? Karena itu Ronaldo atau semacamnya?"

Ia mengaku wasit tidak berpihak pada mereka meski hanya untuk sekadar melihat tayangan ulang.

"Saya tidak punya bukti jika dia akan memutuskan secara berbeda untuk orang lain. Ada kontak pemain. Saya tidak tahu apa yang mereka lakukan, apakah VAR tidak memperhatikan?"

Ronaldo dengan tenang memainkan peran sebagai algojo. Arah tendangannya terbaca, namun Lawrence Ati-Zigi terlalu rendah untuk menjangkau bola yang melaju terlalu kencang ke pojok kanan atas gawangnya.

Apa yang kemudian Ronaldo lakukan? Ia berlari ke sudut lapangan untuk melakukan selebrasi khasnya. Siuu.

Menariknya, aksi tersebut terekam kamera terjadi di depan rival utama yang selalu bersaing memenangkan Ballon d'Or selama lebih dari satu dekade.

Sebuah pemandangan yang tidak bisa tidak memantik beragam komentar.

Bersejarah

Terlepas dari kontroversi itu, gol tersebut sungguh bersejarah bagi Ronaldo. Ia menjadi orang pertama yang mampu mencetak gol di lima edisi Piala Dunia. Melampaui pencapaian Pele, Uwe Seeler, hingga Miroslav Klose.

Gol internasional ke-118 yang semakin menegaskan Ronaldo sebagai pemain pria paling produktif untuk tim nasional yang rekor sebelumnya dipegang Ali Daei asal Iran dengan 109 gol.

Messi pun belung  tentu sanggup melakukannya, kecuali ia masih bertahan untuk edisi berikutnya di Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat, sesuatu yang tampaknya sulit terjadi, apalagi bila ia kembali gagal mengakhiri puasa gelar Piala Dunia Tim Tango sejak 1986 silam.

Ronaldo menunjukkan bahwa usia hanyalah angka. Dalam usia tepatnya 37 tahun 292 hari, ia masih sanggup mengukir rekor. Ia adalah pemain tertua kedua yang cetak gol di Piala Dunia setelah ikon sepak bola Kamerun, Roger Milla pada edisi 1994 saat berumur 42 tahun dan 39 hari.

Bila Messi sudah berencana pensiun, tidak demikian Ronaldo. Meski masa depan sang pemain di level klub belum menentu. Ronaldo baru saja mengakhiri kerja sama dengan Manchester United meski kontraknya masih tersisa lebih dari setengah tahun.

Sulit membayangkan Ronaldo akan tetap kompetif bila pada gilirannya berlabuh di klub yang hanya bisa memberinya uang melimpah. Seandainya ia masih mampu bertahan empat tahun lagi untuk berlaga di Amerika Utara, rekor Milla di atas tetap tak sanggup ia pecahkan.

Ronaldo memang sosok istimewa. Sihirnya sudah terlihat sejak muda. Ia serentak mengisi daftar pencetak gol tertua dan termuda di Piala Dunia, di samping Ivica Olic dari Kroasia dan legenda Denmark, Michael Laudrup.

"Ini penghargaan besar untuk perhatiannya terhadap detail, profesionalismenya dan bagaimana dia menjaga dirinya sendiri. Ini adalah pencapaian besar baginya dan juga untuk Portugal."

Begitu pujian mantan rekan setim di timnas Portugal, Jose Fonte, kepada BBC Radio 5 Live, melansir bbc.com.

Ronaldo mengakui dirinya baru saja menjalani pekan yang sulit. Namun, gol tersebut adalah penutup yang manis.

"Ini adalah momen yang indah, Piala Dunia kelima saya. Kami menang, kami memulai dengan baik dan ini adalah kemenangan yang sangat penting. Pertandingan pertama sangat penting di turnamen ini," beber Ronaldo melansir bbc.com

Blunder fatal 

Patut dicatat, gol Ronaldo adalah juga awal dari serangkaian drama. Persaingan antara kedua tim menghadirkan tontonan menarik setelah kapten Ghana yang pernah bermain untuk West Ham dan Swansea City, Andre Ayew mampu menyamakan kedudukan delapan menit berselang.

Portugal kemudian mrespon dengan dua gol dalam tempo dua menit. Joao Felix dan pemain pengganti Rafael Leao bergantian di menit 78 dan 80 memaksimalkan asis ciamik dari seorang Bruno Fernandes.

Namun, gol-gol itu tidak lantas menjadi pamungkas. Ghana yang mendapatkan momentum bangkit di paruh kedua melalui pergerakan Mohammed Kudus bisa memperkecil ketertinggalan. Tandukan Osman Bukhari membuat Ronaldo yang sudah ditarik keluar dan digantikan Goncalo Ramos satu menit kemudian mulai tak tenang. Apalagi Bukhari menduplikasi "siuu" membuat wajah pemain "free transfer" itu tampak tak simpatik.

Dari sisi lapangan, kamera beberapa kali menyoroti ekspresi Ronaldo. Ronaldo jelas khawatir jangan sampai sejarah yang baru ia ukir justru berakhir pilu. Sebaliknya, ia ingin timnya memetik poin sempurna menemani namanya yang akan menjadi headline di mana-mana.

Ronaldo seakan tak percaya dengan mimpi buruk yang hampir saja terjadi di penghujung pertandingan. Di menit kesembilan tambahan waktu saat Diogo Costa hampir melakukan blunder fatal.

Kiper berusia 23 tahun itu meletakan bola di titik putih. Ia mundur beberapa langkah mengambil ancang-ancang untuk melambungkannya ke tengah lapangan.

Entah mengapa pemilik nama lengkap Diogo Meireles da Costa ComM itu tak menyadari Inaki Williams berada di belakangnya.

Striker kelahiran Spanyol itu berlari mengejar. Malang bagi pemain 28 tahun itu. Ia terpeleset ketika hendak memanfaatkan kesempatan emas gratis di depan mata.

Dalam posisi tergelincir tendangannya tidak sempurna. Pada waktu bersamaan Diogo Costa sigap menggagalkan upaya Inaki.

Tidak hanya Ronaldo. Semua penggemar Portugal juga menarik nafas panjang. Mereka baru saja luput dari kemalangan karena kesalahan yang tidak perlu.

Sebaliknya, Inaki dan para fan menyesal bukan kepalang. Hampir saja mereka merusak kebahagiaan Ronaldo dan membuyarkan harapan juara Eropa 2016 itu meraih poin penuh demi memuncaki grup H setelah Korea Selatan sukses menahan imbang Korea Selatan tanpa gol.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun