Kanada yang ditangani John Herdman asa Inggris malah hampir membuat kejutan. Itu terjadi saat mereka mendapat hadiah penalti saat laga baru berjalan 10 menit. Sayangnya, sepakan Alhonso Davies berhasil digagalkan Courtois.
Berikutnya giliran Atiba Hutchinson, Alistair Johnston, dan Tajon Buchanan, beberapa pemilik peluang emas Kanada di paruh pertama. Masalah ketenangan menghasilkan penyelesaikan akhir yang buruk.
Setelah Belgia mencetak gol, tidak otomatis mereka bisa menggandakannya. Demikian sebaliknya. Dalam situasi tertinggal, Kanada tidak kehilangan harapan.
Pertandingan ini, sebagaimana tercermin dari data-data di atas, menjadi salah satu tontonan menarik, meski mempertemukan dua tim dengan disparitas amunisi dan ranking dunia yang begitu jomplang.
"Kanada pantas menjadi lebih baik dari kami dalam cara mereka bermain," puji Roberto Martinez, pelatih Belgia.
Belgia memiliki modal awal yang bagus. The Red Devils sementara ini memuncaki grup F, unggul atas Kroasia dan Maroko yang harus berbagi poin.
Kanada yang mendekam di dasar klasemen tetap menjadi lawan yang patut diperhitungkan di laga-laga berikutnya. Meski mereka berada di posisi 41 dunia, apa yang sudah dilakukan pada pemilik ranking 2 dunia itu adalah isyarat tersendiri yang patut dibaca Kroasia dan Maroko.
Pelatih Kanada kecewa dengan hasil akhir. Namun, tidak pada cara mereka bermain.
"Para pemain ini melakukan perubahan, mereka menunjukkan bahwa mereka dapat hidup di panggung ini. Mereka membuat para penggemar bangga dan membuat mereka merasa seperti berada di sini dan itu penting bagi kami. Saya menunjukkan kepada mereka statistik dan menunjukkan kepada mereka bahwa mereka pantas berada di sini," tegas Herdman.
Dari Kanada, Belgia mendapat banyak pelajaran. Generasi emas itu tidak lagi seperti yang diharapkan.
Kita melihat bagaimana Kanada menunjukkan bahwa di antara para bakat besar itu terselip kerentanan dan keletihan. Belgia seperti kehabisan bensin yang membuat mereka kalah cepat dan mudah kehabisan energi saat diserang.