Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"Don't Cry for Argentina," 3 Sebab Lionel Messi Cs Dipermalukan Arab Saudi

22 November 2022   20:23 Diperbarui: 22 November 2022   20:40 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, selain kepercayaan diri dan keberanian, Arab Saudi pun terbukti mampu menjalankan strategi defensif terutama setelah memimpin.

Mereka membuat Messi tak berkutik. Tidak ada magis Messi di laga ini. Messi bila tidak mencetak gol, namanya redup di balik kerja keras Angel Di Maria yang selalu menjadi tujuan dari setiap aliran bola ke lini depan.

Gelandang yang pernah bermain untuk Paris Saint-Germain dan kini berseragam Juventus itu diandalkan untuk membuka rapatnya pertahanan Arab Saudi.

Argentina terus menekan dengan sejumlah pergantian pemain. Beberapa kesempatan emas diperoleh.

Tim Tango yang secara kumulatih mencatatan penguasaan bola 69 persen dengan 15 kali percobaan dan enam di antaranya mengenai sasaran gagal mengoyak gawang Arab Saudi untuk kali kedua.

Entah keberuntungan memang sedang berpihak pada Arab Saudi yang hanya memiliki dua "shots on target" dari tiga upaya, tidak ada gol tambahan hingga delapan menit tambahan waktu seharusnya tetapi diperpanjang menjadi 13 menit oleh sang pengadil pertandingan.

Tentu, hasil akhir ini mendatangkan dua perasaan berbeda di kedua kubu. Arab Saudi akan merayakannya dengan sukacita. Tim underdog itu pantas menikmati kesuksesan besar itu sebelum menghadapi dua pertandingan lainnya menghadapi Polandia dan Meksiko.

Begitu juga para penggemar Arab Saudi, entah yang memberikan dukungan secara langsung maupun yang menyaksikannya dari layar kaca baru saja menikmati keberuntungan menjadi saksi sejarah yang tak akan pernah berulang. Melihat salah satu pemain terbaik dunia dan tim favorit terkulai di hadapan tim kesayangannya.

Sedangkan Argentina harus menerima kenyataan pahit. Wajah para pemain Argentina, termasuk sang pelatih, Scaloni begitu sayu.

Dalam hati mereka seperti tak menyangka dengan hasil akhir yang baru terjadi. Awal buruk dalam upaya mereka mengakhiri paceklik panjang trofi Piala Dunia yang terakhir kali diraih pada 1986 silam.

Messi yang sudah berusia 35 tahun dan sedang memburu trofi bergengsi itu agar bisa menikmati pensiun dengan tenang harus menghadapi kemungkinan bahwa skenario manis itu bisa saja tidak terpenuhi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun