"Artinya anak-anak harus diberikan diberikan peluang untuk mengeksplorasi agar dapat mencoba hal baru sehingga banyak neuron di otaknya tersambung secara kuat dan kompleks. Maka dari sinilah tumbuh kembang anak prematur secara kognitif terjadi."
Keempat, menumbuhkan kepercayaan diri anak, tugas yang tidak mudah. Sebab, anak yang lahir prematur rentan kehilangan kepercayaan diri.
"Dengan memberikan kasih sayang, jangan memberikan label tertentu padanya, memotivasi anak untuk mau mencoba, serta puji usahanya ketika melakukan sesuatu."
Kelima, modifikasi kegiatan dan terapi. Penting bagi orang tua untuk berpikir dan bertindak kreatif untuk menciptakan ruang-ruang ekspresi dan ekplorasi bagi anak. Dengan cara itu mereka bisa unjuk gigi.
Tidak hanya dilakukan mandiri, penting untuk meminta keterlibatan pihak lain. "Misalnya terapi sensori integrasi untuk mengembangkan kemampuan belajar, konsentrasi dan emosinya."
Keenam, aspek lain yang tak kalah penting adalah menjaga kualitas emosi orang tua. Memang tugas dan tanggung jawab orang tua sungguh luar biasa.
Namun, demi masa depan anak yang lahir prematur, orang tua pertama-tama harus bisa mengelola emosi. Manajemen emosi orang tua begitu penting sebelum mereka mendampingi sang anak.
Sulit memang. Namun, tidak berarti tidak mungkin. Sudah banyak contoh sukses yang bisa ditiru dan menjadi motivasi.
"Itu mengapa orangtua harus lebih dulu mampu mengelola emosinya agar anak tetap berada dalam hubungan yang aman dan nyaman," tegas Irma.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H