Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Hari Prematur Sedunia 2022, 6 Langkah Stimulasi Anak Prematur agar Tumbuh Berprestasi

17 November 2022   11:31 Diperbarui: 18 November 2022   09:22 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Albert Einstein, salah satu fisikawan paling berpengaruh di abad XX ternyata lahir prematur: LifeSun via Kompas.com

"Semua anak butuh dipantau, terlebih bayi prematur. Mereka punya risiko serta tantangan yang lebih kompleks dibandingkan anak-anak yang lahir cukup bulan di awal kelahirannya," ungkap Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K) selaku Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi.

Ada sedikitnya empat aspek yang menjadi fokus perhatian. Kesehatan fisik (physical health), kesehatan mental (mental health), learning and cognition, hingga quality of life.

Bayi prematur rentan mengalami gangguan fisik. Gangguan pernapasan, gangguan pendengaran, dan gangguan penglihatan. Mereka perlu mendapat asupan oksigen karena mengalami masalah pada paru-paru.

Pertumbuhan dan perkembangan mereka pun rentang mengalami stunting. Alhasil, perkembangan otak bisa menjadi tidak optimal.

"Inilah mengapa pertumbuhan anak perlu dimonitor dengan pengisian grafik pertumbuhan serta pemantauan aspek perkembangan. Perhatikan kesinambungannya. Jangan pernah banding-bandingkan dengan anak lain, karena ini unik dan hanya milik si anak itu sendiri," sambung dr.Rinawati.

Selain kebutuhan nutrisi, aspek penting yang harus diperhatikan adalah stimulus. Bayi prematur memiliki kebutuhan akan "skin to skin contact" untuk memaksimalkan perkembangan otak sebagaimana hasil studi dari Acta Paediatrica.

Respon otak, demikian jurnal dari Lancet Neurology, lebih kuat terhadap sentuhan lembut. Kontak fisik yang lebih banyak dengan orang tua atau pengasuh di rumah sakit saat masa perawatan sungguh penting.

Stimulus yang diberikan akan merangsang bayi prematur agar bisa mencerna setiap informasi dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Perkembangan kognitif akan akan dipacu sebagai fondasi untuk kehidupan akademis dan sosial di masa depan.

Tugas orang tua memang tidak mudah. Namun, tidak lantas berhenti ketika sang anak sudah cukup berat badan, terlihat sehat, dan berhenti di usia dua tahun.

Sebagaimana ditegaskan Dr.Rinawati, "Pemantauan anak-anak, termasuk anak risiko tinggi seperti anak yang lahir prematur harus dilakukan bahkan sampai dia memasuki usia dewasa agar berkembang menjadi SDM yang unggul."

Dr.Rinawati memberikan salah satu alasan pentingnya pemantauan berkesinambungan. Menjelang remaja, anak yang lahir prematur cenderung memiliki gejala pubertas lebih awal. Hal ini dipicu oleh gangguan hormon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun