"Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menunjukkan bahwa Afrika memiliki pemain sepak bola terbaik dan tim terbaik di dunia." (Roger Milla)
Di balik gegap gempita Piala Dunia ada satu kenyataan tak terbantahkan. Belum ada tim dari benua Afrika atau yang menjadi bagian dari Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) yang keluar sebagai pemenang.
Sejak edisi pertama pada 1930 di Uruguay sampai perhelatan di Rusia, empat tahun lalu, belum ada wakil Afrika yang sanggup melenggang setidaknya hingga babak semifinal.
Begitu juga saat Afrika pertama kali menjadi tuan rumah pesta bola empat tahunan itu pada 2010 di Afrika Selatan.
Ghana nyaris membuat sejarah di tanah Afrika. Mereka mampu melewati babak penyisihan grup dan menemani Jerman ke babak 16 besar. Amerika Serikat berhasil diatasi melalui perpanjangan waktu.
Sayangnya, langkah Ghana terhenti di delapan besar. Luis Suarez menjadi buah bibir, mungkin saja hingga tahun-tahun setelah itu.
Suarez yang berdiri di garis gawang nekat menahan bola dengan tangannya untuk menghalangi tandukan Dominic Adiyiah.
Gol tak tercipta. Tapi, Ghana mendapat kesempatan kedua melalui tendangan penalti. Asamoah Gyan membuang peluang berharga di menit akhir perpanjangan waktu.
Seandainya eksekusi itu sukses, maka bisa dipastikan The Black Star ke semifinal dengan keunggulan 2-1, setelah Sulley Muntari membuka keunggulan sebelum disamakan Diego Forlan.
Hasil akhir berkata lain. Dalam drama adu penalti, keberuntungan justru berpihak ke La Celeste. Dominik Adiyiah dan John Mensah gagal. Di kubu Uruguay hanya Maxi Pereira yang menyesali takdirnya.