Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Indonesia Berjaya di Hylo Open 2022: Rehan/Lisa Bungkam Juara Olimpiade dan Respek Ginting pada Chou Tien Chen

7 November 2022   08:45 Diperbarui: 7 November 2022   10:40 1450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rehan/Lisa (kiri) di podium Hylo Open 2022, bersanding dengan pasangan China: Tangkap layar YouTube BWF TV 

Indonesia berjaya di Hylo Open 2022. Di tengah dominasi China, Taiwan, dan Thailand yang menciptakan final sesama rekan senegara di tunggal putri, ganda putra, dan ganda putri, dua wakil Merah-Putih mampu menggapai podium tertinggi tunggal putra dan ganda campuran.

Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati dan Anthony Sinisuka Ginting keluar sebagai pemenang turnamen BWF World Tour Super 300 yang baru saja berakhir di Saarlandhalle Saarbrcken, Jerman, Senin (7/11/2022) dini hari WIB.

Lelah dan penantian para penggemar di Tanah Air hingga dua partai terakhir dibayar tuntas dengan gelar tunggal putra dan ganda campuran.

Tidak hanya soal hasil akhir yang patut dirayakan. Juga  bagaimana proses yang mereka lalui membuat turnamen ini memiliki cerita tersendiri. 

Berpuncak pada final yang  menguras emosi. Sajian dengan perasaan campur aduk: menghibur, mendebarkan, dan diwarnai drama. Sebuah tontonan dengan klimaks yang jelas dan berujung kegembiraan bagi Indonesia.

Kita mulai dari Rehan/Lisa

Masih ingat kisah semifinal French Open pada akhir September, dua pekan lalu? Rehan/Lisa harus menerima kekalahan menyedihkan dari pasangan Belanda, Robin Tabeling/Selena Piek, 21-17, 13-21, dan 12-21.

Lisa yang begitu terpukul berjalan keluar dari arena Stade Pierre de Coubertin, Paris sambil terisak. Mereka berjalan di depan pasangan Negeri Kincir Angin yang tersenyum lebar.

Tragedi itu ternyata tidak membuat Rehan/Lisa terpuruk. Keduanya bangkit, bahkan dengan lebih tangguh, pada akhir pekan lalu.

Perjalanan mereka sejak babak pertama selalu diwarnai tantangan. Mereka menghadapi unggulan ketiga Mark Lamsfuss/Isabel Lohau yang kemudian dikalahkan straight set, 21-17 dan 21-14.

Selanjutnya, menantang unggulan lima dari Denmark di perempat final. Mathias Christiansen/Alexandra Boje pun dibuat tak berkutik. Lawannya menyerah dua gim pula, 12-21 dan 8-21.

Unggulan kedua coba menghadang mereka di semifinal. Namun, hanya berhasil di gim pertama. Thom Gicquel/Delphine Delrue pun menyerah usai bertarung rubber game, 21-23, 21-14, dan 21-7.

Puncaknya mereka menghadapi pasangan yang sama-sama berstatus non-unggulan, tetapi sebagai individu sudah memiliki prestasi kelas dunia. Huang Dong Ping dan Feng Yanzhe.

Seperti kita tahu, Huang adalah peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 bersama Wang Yi Lyu memenangi "perang saudara" atas senior mereka dengan rekam jejak yang lebih cemerlang, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong. Sementara Feng Yanzhe yang berusia lebih muda adalah pemilik gelar juara dunia junior 2019 di Kazan, Rusia. 

Berpasangan dengan Lin Fangling keduanya memupus harapan Leo Rolly Carnando untuk mengawinkan gelar ganda putra dan ganda campuran. 

Leo yang kini bersama Daniel menjadi salah satu bintang muda ganda putra, harus menerima kenyataan pahit bersama Indah Cahya Sari Jamil saat itu. Gagal menggapai podium juara ganda campuran.

Itu adalah masa lalu. Rehan/Lisa menunjukkan mereka kini adalah pasangan muda yang menjanjikan.

Kemenangan dua gim langsung, 21-17 dan 21-15 dari pasangan senior-junior Negeri Tirai Bambu itu adalah isyarat yang begitu jelas untuk dibaca.

Gelar pertama mereka di BWF World Tour, setelah sebelumnya dua kali kalah di final tahun ini. Masing-masing di Orleans Masters dan Vietnam Open.

Di Orleans Masters mereka takluk dari pasangan suami-istri asal Singapura, Hee Yong Kai Terry/Tan Wei Han12-21, 21-16, 13-21. 

Kemudian menyerah dari senior mereka Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja pada awal Oktober lalu, 21-13 dan 21-18.

Peningkatan performa Rehan/Lisa begitu terlihat. Secara individu masing-masing punya keunggulan. Rehan sedikit banyak mulai menunjukkan dirinya menurunkan bakat dari legenda bulu tangkis Indonesia, Tri Kusharjanto.

Kecepatan, terlebih lagi pergelangan tangannya memungkinkannya bisa melepaskan pukulan spesial. Ia menemukan partner sepadan yang juga memiliki keberanian, kelincahan, dan kemampuan melepaskan pukulan yang presisi.

Kombinasi apik dua pemain yang sama-sama berusia 22 tahun. Mereka menjadi pasangan yang kian solid, garang, dan tidak kalah penting, menampilkan permainan menghibur.

Kita bisa melihat bagaimana mereka mengatasi rasa kecewa setelah pekan yang memilukan hingga tekanan di hadapan lawan-lawan yang lebih diperhitungkan.

Lisa dan Rehan membuka sedikit kunci kemenangan mereka di final.

Lisa mengaku dirinya sama sekali tidak terpengaruh dengan status Hung Dong Ping. Ia justru kian termotivasi untuk menaklukkannya.

"Tidak tahu tadi kenapa hari ini berani main depan terus, seperti enak sekali kakinya bisa cepat juga bergerak," begitu pengakuan Lisa yang tidak gentar meladeni permainan depan dengan Hung Dong Ping.

Sementara itu Rehan menjadi partner yang selalu menguatkan Lisa. Ia juga dengan kemampuannya membaca situasi dan permainan lawan memberikan masukan yang terbukti manjur.

"Saya bilang ke Lisa, permainan depannya nekad saja. Tidak usah mikir Huang Dong Ping itu juara apa. Yang penting nekad. Saya juga bilang, kalau smes lebih diarahkan ke cowoknya saja, soalnya ia terlihat tegang."

Ya, kemenangan yang mereka raih kali ini tidak hanya menjadi catatan tersendiri dalam lembaran sejarah mereka. Menjadi awal dari perjalanan karier menuju pasangan berperangkat 19 BWF pekan ini.

Serentak mengakhiri dahaga gelar ganda campuran Tanah Air di level senior setelah para seniornya seperti Praveen/Melati tengah berada di titik nadir.

Oma Gill, komentator pertandingan yang legendaris itu begitu yakin dengan masa depan Rehan/Lisa. Pasca-kekalahan di Paris, ia dengan tegas berkata, "They will be back for more. I'm sure they are hugely talented young pair from Indonesia."

Respek Ginting

Partai terakhir edisi Hylo Open 2022 kali ini tidak hanya diwarnai duel menegangkan, tetapi juga dibumbui drama.

Pertarungan antara Chou Tien Chen versus Ginting berlangsung ketat. Kejar mengejar angka terjadi. Keduanya menunjukkan kualitas dan level permainan tingkat tinggi.

Ginting sempat berada dalam posisi tertekan ketika Chou merebut gim pertama. Di dua gim berikutnya, Chou hampir saja merebut kemenangan.

Namun, Ginting dengan ketenangan dan kesabaran coba meladeni keuletan dan kematangan pemain senior asal Taiwan itu.

Sesuatu yang menegangkan terjadi di penghujung set penentuan. Ginting sempat memimpin 19-15, lalu dikejar Chou menjadi 20-19 sebelum memaksa deuce dalam kedudukan 20-20.

Perolehan poin kembali identik, 22-22 dengan Ginting berusaha sekuat tenaga menahan laju lawannya yang sudah berusia lewat kepala tiga.

Persis di poin kritis itu, Chou melancarkan protes. Ia tak setuju dengan keputusan wasit yang menganggapnya melakukan kesalahan yang berarti poin bagi Ginting.

Kekesalan kemudian bertahan hingga akhir pertarungan yang dimenangi Ginting, 18-21, 21-11, dan 24-22.

Tidak sampai di situ, Chou merasa dirinya dirugikan di tengah perjuangan kerasnya enam kali menggapai "match point." Ketidakpuasan itu tetap terlihat saat seremoni penyerahan penghargaan.

Sejumlah momen kontras di podium tunggal putra Hylo Open 2022: https://twitter.com/bhulukhuduktv
Sejumlah momen kontras di podium tunggal putra Hylo Open 2022: https://twitter.com/bhulukhuduktv

Chou nyaris tak mau menyalami panitia yang memberikan hadiah. Ia seperti tak bergairah untuk diabadikan juru kamera.

Ginting sungguh paham situasi sang lawan. Ia tak melakukan selebrasi berlebihan. Di podium juara pun ia hanya melayangkan senyum khasnya yang tipis itu. Ia sadar batin Chou lagi tidak bersahabat untuk diajak foto bersama.

Atas tindakan hormat yang ditunjukkan kepada lawannya itu, kita pun patut melayangkan respek kepada Ginting. 

Ginting dan para pemain lain pun pernah berada dalam situasi yang sama.

"Gim ketiga pas unggul, mungkin kurang tenang, terburu-buru. Itu membuat Chou lebih enak. Ia bisa menyusul dan samakan kedudukan hingga 20-20. Keputusan umpire tidak membuat saya terganggu, memang momen yang kurang untungkan Chou karena terjadi di poin kritis," tandas Ginting.

Terlepas dari itu, Ginting akhirnya kembali menjadi juara setelah Singapore Open 2022. Gelar keduanya di tahun ini, menutup tur Eropa dengan gelar juara setelah dua pekan sebelumnya yang buruk.

Indonesia keluar sebagai juara umum Hylo Open 2022: tournamentsoftware.com
Indonesia keluar sebagai juara umum Hylo Open 2022: tournamentsoftware.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun