Latar belakang dan gambaran di atas membuat Hylo Open begitu berarti bagi sejumlah pemain Indonesia.
Tak heran, turnamen yang menyediakan total hadiah 180 ribu USD itu, masih menarik perhatian para pemain unggulan. Bila tidak demi ke Guangzhou, turnamen itu menjadi kesempatan untuk memperbaiki ranking dunia.
Indonesia menurunkan 11 wakil. Empat tunggal putra terbaik, Ginting, Jojo, Shesar Hiren Rhustavito dan Chico Aura Dwi Wardoyo.
Begitu juga di ganda campuran yang menurunkan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Â Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati, dan duet Zachariah Josiahno Sumanti/Hediana Julimarbela.
The Babies dan Bagas/Fikri mewakili ganda putra. Sektor tunggal putri dan ganda putri masing-masing hanya mengutus satu wakil. Gregoria Mariska Tunjung dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi.
Tidak ada nama Apri/Fadia. Sebaliknya, menengok undian, saingan Apri/Fadia menuju Guangzhou berpartisipasi. Tiket World Tour Finals terakhir didapat Malaysia yang mengutus dua wakil, sama seperti Thailand dan China.
Dari komposisi formasi dan peta kekuatan lawan, sektor tunggal putra, ganda putra, dan ganda campuran seharusnya memiliki kesempatan untuk berjaya.
Saatnya Ginting dan Jojo, juga Vito dan Chico beraksi. Sang "monster" Axelsen absen. Satu lawan berat tak berpartisipasi.
Tersisa Lakshya Sen (India/unggulan tujuh), Chou Tien Chen (Taiwan/unggulan tiga), Kunlavut Vitidsarn (Thailand/unggulan delapan), Loh Kean Yew (Singapura/unggulan 4), juga para pemain seperti pemain senior-junior China Shi Yu Qi, Zhao Jun Peng, dan Lu Guang Zu, serta Prannoy H.S (India) dan Kodai Naraoka.
Kecuali Vito yang menantang Prannoy, tiga wakil lainnya akan menghadapi awal yang mudah. Cicho misalnya menghadapi Brian Yang dari Kanada, dan Ginting bersua pemain kelahiran Vietnam, Nhat Nguyen.
Ujian kemudian menjadi semakin sulit. Potensi pertemuan Chico versus Loh Kean Yew hingga "perang saudara" Ginting versus Vito di babak berikutnya.