Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Pelajaran di Balik Rapor Kurang Memuaskan Indonesia di Kejuaraan Dunia Junior 2022

31 Oktober 2022   08:33 Diperbarui: 1 November 2022   04:35 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BWF World Junior Championship (WJC) 2022 atau Kejuaraan Dunia Junior 2022 belum berpihak pada Indonesia.

Skuad muda Merah-Putih harus menerima kenyataan kurang menggembirakan. Pulang dari Palacio de Deportes de Santander, Santander, Spanyol, tempat turnamen tahunan bagi para pebulutangkis usia 19 tahun ke bawah dengan tanpa sekeping medali emas.

Bila dibandingkan dengan pencapaian edisi sebelumnya pada 2019 di Kazan, Rusia, hasil kali ini tentu mengalami kemunduran. Sebab, saat itu, Indonesia menggondol dua medali emas, dua perak, dan satu perunggu.

Medali emas datang dari sektor beregu campuran yang memperebutkan Piala Suhadinata dan ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dari nomor perorangan yang berhak atas Eye Level Cups.

Leo yang berpasangan dengan Indah Cahaya Sari Jamil juga menyumbang medali perak ganda campuran. Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi yang kalah dari Lin Fangling/Zhou Xinru di final ganda putri, pun harus puas dengan medali perak.

Yonathan Ramlie yang tak mampu bersaing dengan pemain muda yang kini sudah wira-wiri di level senior yakni Christo Popov (Prancis) dan Kunlavut Vitidsarn (Thailand) terhenti di semifinal sehingga berhak atas medali perunggu.

Pencapaian Indonesia di Kejuaraan Dunia Junior 2019 di Kazan, Rusia: en.wikipedia.org
Pencapaian Indonesia di Kejuaraan Dunia Junior 2019 di Kazan, Rusia: en.wikipedia.org

Pada edisi kali ini, setelah dua tahun vakum tersebab pandemi Covid-19, tidak ada nama para pebulutangkis Indonesia di podium juara. Setelah gagal mempertahankan Piala Suhadinata lantaran secara mengejutkan dijegal Taiwan di semifinal, dua wakil Indonesia di partai final, Minggu (30/10/2022) gagal menggapai klimaks.

Mereka adalah ganda putra Muh Putra Erwiansyah/Patra Harapan Rindorindo dan Rachel Allessya Rose/Meilysa Trias Puspitasari, unggulan pertama ganda putri. Keduanya harus mengakui keunggulan pasangan China.

Apa yang membuat keduanya gagal menggapai podium juara?

Kalah tenaga

Rachel/Trias begitu kesulitan membendung Liu Sheng Shu/Wang Ting Ge yang begitu bertenaga. Lawan yang berstatus non-unggulan itu benar-benar memanfaatkan senjata mereka untuk melancarkan serangan dengan power yang besar.

Rachel/Trias bermain terlalu hati-hati sejak awal pertandingan. Keduanya bermaksud menemukan cara terbaik agar bisa meredam lawan. Namun, lawan sepertinya tidak memberi kesempatan kepda Rachel/Trias.

Gim pertama, Liu/Wang hampir tanpa kesulitan meraih poin. Rachel/Trias berusaha bangkit di set kedua. Tertinggal 14-21 di gim pertama menuntut mereka bangkit.

Seperti diakui Trias, mereka hampir saja menemukan titik bangkit. Sayangnya, ketegangan yang terus membayang membuat momen kebangkitan itu malah menjauh.

"Tadi di gim kedua sebenarnya pola mainnya sudah ketemu tapi kami kurang sabar dan kurang tahan. Lalu malah penasaran mau coba pola gim pertama yang tidak berhasil," beber Rachel melansir situs resmi PBSI.

Rekap final WJC 2022: tournamentsoftware.com
Rekap final WJC 2022: tournamentsoftware.com

Patut duakui, Rachel/Trias harus menjalani pertandingan maraton sejak pekan lalu. Gagal menyumbang poin di partai krusial membuat mereka harus berjuang keras menebusnya di sektor individual.

Di babak semifinal, keduanya harus bermain tiga gim menghadapi pasangan Jepang unggulan 15 Rui Kiyama/Kanano Muroya. Di balik kemenangan rubber game 12-21, 21-19, 21-14 itu, stamina Rachel/Trias sesungguhnya kian tergerus.

Kalah stamina di partai pamungkas, membuat Rachel/Trias kemudian menyerah straight set 14-21, 16-21. Keduanya gagal mengukir sejarah, baik bagi karier mereka maupun sektor ganda putri.

Rachel/Trias menyamai pencapaian senior mereka tiga tahun lalu. Sektor ganda putri pun belum mampu "pecah telur" medali emas sejak turnamen ini digelar pada 1992 silam.

Putra/Patra Kecolongan

Muh Putra Erwiansyah/Patra Harapan Rindorindo terlihat begitu kecewa. Tangis mereka pecah usai gagal mengalahkan Xu Hua Yu/Zhu Yi Jun.

Putra/Patra sebenarnya berpeluang besar menggondol medali emas. Mereka memiliki banyak keunggulan mulai dari kecepatan, variasi pukulan, hingga penuh skill.

Ditambah lagi, mereka semakin solid sebagai pasangan. Duo PB Djarum itu sudah menggondol dua gelar dan tiga kali mencapai final di level junior. Tidak hanya itu. Mereka pun sudah mulai melebarkan sayap ke level utama.

Sayangnya, Putra/Patra tak mampu menahan diri untuk bermain lebih tenang dan sabar. Keduanya malah banyak melakukan kesalahan sendiri.

Gim pertama jelas memperlihatkan bagaimana Putra/Patra terlalu terburu-buru meraih poin. Keduanya justru kecolongan memberi kesempatan kepada pasangan China untuk merebut kemenangan.

Putra/Patra yang diunggulkan di tempat keempat berhasil bangkit di set kedua. Pertarungan menjadi begitu ketat di gim ketiga. Keduanya memiliki kesempatan mengunci pertandingan bila saja tidak membiarkan lawan mengejar dan berbalik unggul.

"Di gim ketiga kita kurang sabar dan tenang, mainnya terburu-buru dan banyak melakukan kesalahan-kesalahan sendiri padahal secara poin sudah memimpin. Ketika poinnya dikejar dan jadi ketat kita juga jadi gugup dan tegang," ungkap Patra usai laga berdurasi 68 menit dengan skor 18-21, 21-14, 20-22.

Seperti Rachel/Trias, Putra/Patra pun harus rela kehilangan medali emas. Mereka gagal menjaga dan mengulangi pencapaian The Babies, julukan Leo/Daniel yang berjaya pada edisi sebelumnya.

"Kita sangat kecewa dengan hasil ini. Tapi kita sudah mencoba memberikan penampilan yang terbaik, apapun hasilnya kita harus terima," beber Patra.

Banyak pelajaran

Ester Nurumi Tri Wardoyo mengakui banyak pelajaran yang dipetik dari Kejuaraan Dunia Junior 2022. Ia sebenarnya berharap dan diharapkan bisa berbicara banyak. Namun, langkahnya terhenti di semifinal, kalah dari wakil China Yuan An Qi, 21-17, 15-21, 11-21.

Hanya saja, dalam dua pekan terakhir, fisik dan mentalnya benar-benar diuji. Dalam situasi penuh tekanan, fokus dan konsentrasi sungguh dibutuhkan.

Ester sebenarnya berpeluang melangkah jauh. Ia hanya butuh satu set lagi, setelah mengunci gim pertama, untuk menggapai partai final.

Begitu juga, di set ketiga, ia bisa mengejar dan menjaga selisih poin setelah jeda interval, dalam kedudukan 11-12. Namun, fisik Ester semakin lelah. Fisik menurun, jelas mempengaruhi fokus. Tak heran ia banyak melakukan "unforced error" yang memberi keuntungan kepada Yuan An Qi.

Di balik medali perunggu yang didapat, saudari pemain tunggal putra PBSI, Chico Aura Dwi Wardoyo itu tak bisa menyembunyikan kesedihan. Ia gagal meraih medali emas pada Kejuaraan Dunia Junior terakhirnya.

Ester yang sebenarnya sudah merasakan pengalaman di kelas senior tetap belajar dari hasil ini. Di balik medali perunggu ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus dikerjakan.

"Saya harus memperbaiki fisik saya dan mempertajam akurasi pukulan-pukulan saya," Ester mengevaluasi.

Begitu juga, bagi para pemain lainnya. Kejuaraan Dunia Junior bukan titik akhir. Ini adalah bagian dari proses awal bagi mereka.

Kesempatan untuk mengais banyak pengalaman dan pelajaran agar lebih siap saat naik level ke jenjang senior dengan tantangan yang jauh lebih berat. Mereka setidaknya sudah mendapat gambaran calon-calon pesaing mereka di masa depan.

Selanjutnya, pulang ke Tanah Air untuk berlatih lebih keras dan terus menambah jam terbang. Pelajaran bagaimana mengontrol diri, mempertebal mental, menjaga fisik dari jadwal pertandingan yang padat, hingga bagaimana berdamai dengan kemenangan dan kekalahan.

Walau gagal merebut medali emas, tidak ada alasan untuk larut dalam kesedihan. Saatnya menggenjot potensi yang dimiliki seperti para pendahulu mereka yang tidak butuh waktu lama untuk berprestasi di level utama.

Putra/Patra misalnya bisa belajar dari The Babies. Menjadikan Kejuaraan Dunia Junior sebagai batu loncatan untuk menggebrak panggung dunia.

China juara umum

Di babak final, Yuan An Qi gagal menghentikan Tomoka Miyazaki ke podium juara. Tunggal putri Jepang itu memenangi pertarungan tiga gim, 21-14 20-22 dan 21-17.

Ini menjadi satu-satunya medali emas yang diraih Jepang di tengah dominasi China di nomor perorangan.

China tidak hanya berjaya di ganda putra dan ganda putri. Negeri Tirai Bambu juga memastikan medali emas dan perak ganda campuran setelah terjadi "all Chinese final" antara Zhu Yi Jun/Liu Sheng Shu versus Liao Pin Yi/Huang Ke Xin.

Pasangan yang disebut pertama keluar sebagai pemenangan dengan skor akhir 21-10, 18-21, dan 21-10.

Sementara itu, medali emas tunggal putra menjadi milik Kuo Kuan Lin. Pebulutangkis Taiwan itu menumbangkan harapan India yang menjadi unggulan empat, S.Sankar Muthusamy Subramanian, 21-14 dan 22-20.

China tampil sebaga juara umum dengan 3 emas (ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran), dua perak (tunggal putri dan ganda campuran), dan dua perunggu (semuanya dari ganda campuran). Disusul Taiwan dengan satu emas (tunggal putra) dan satu perak (beregu campuran).

Klasemen medali WJC 2022: en.wikipedia.org
Klasemen medali WJC 2022: en.wikipedia.org

Indonesia harus puas menempati posisi kelima di belakang Jepang dan Korea Selatan, yang masing-masing mendapat satu emas.

Jepang meraih satu emas (tunggal putri) dan empat perunggu (beregu campuran, tunggal putri, 2 pasang ganda putri). Sedangkan Korea Selatan mendapat satu emas (beregu campuran) dan dua perunggu (tunggal putra dan ganda putra).

Perjuangan para pangeran dan srikandi muda Merah-Putih kali ini berbuah dua perak dan dua perunggu.

Sampai jumpa di Honolulu, Hawaii, tahun depan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun