Dengan begitu, kita menorehkan awal yang baik. Niscaya, sambutan dan perkenalan yang hangat itu akan menjadi pintu masuk untuk relasi jangka panjang yang harmonis.
Kedua, menghormati dan memperhatikan tetangga. Prinsip umum bila ingin dihargai atau dihormati maka perlu melakukan hal yang sama kepada orang lain, masih berlaku dan senantiasa relevan.
Menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, hingga ketertiban setiap hewan peliharaan adalah beberapa contoh.
Terkadang disharmoni bisa dipantik oleh hal-hal sepele. Sampah yang bertebaran hingga ke halaman tetangga atau lolongan hewan peliharaan seperti anjing yang sulit dikendalikan.
Dalam situasi seperti itu maka sebagai tetangga yang baik, baik kiranya untuk memastikan sampah benar-benar diamankan pada tempatnya. Bila memiliki anjing maka perlu kiranya untuk tidak segan meminta pengertian dan pertimbangan tetangga.
Soal suara dan kebisingan juga sangat rentan. Saat melakukan pembangunan, perbaikan atau renovasi rumah perlu memperhatikan ketenangan dan kenyamanan tetangga.
Memang suara-suara ketukan, pukulan, dan deru mesin pemotong sulit diredam. Namun, perlu menjaga batas yang wajar, termasuk kapan harus mulai bekerja dan kapan harus berhenti. Tidak membiarkan para teknisi atau tukang bekerja hingga larut malam adalah salah satu pertimbangan yang arif.
Bentuk perhatian lainnya bisa ditunjukkan dengan memberikan perhatian saat tetangga mengalami musibah seperti kematian. Meguncap dukacita adalah contoh paling sederhana.
Hal lain adalah menawarkan bantuan saat tetangga mengalami kesulitan. Misalnya, bantu menerima paket saat mereka tidak  sedang berada di rumah.
Saat melihat tetangga tidak memiliki alat tertentu, baiklah untuk menawarkan milik kita. Kala tetangga keluar kota, mungkin mereka akan meminta bantuan untuk mengawasi rumahnya.
Ketiga, menghadapi setiap masalah secara tatap muka, kepala dingin, dan penuh respek.