Posisi Pram/Yere berada di depan dua pasangan muda lainnya yang sudah menembus 15 besar dunia. Juara All England 2022, Muhammad SHohibul FIkri/Bagas Maulana (14 BWF) dan jawara Singapore Open 2022 yang berada tepat di belakang Bagas/Fikri yakni Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang dijuluki The Babies.
Sayangnya, cedera yang dialami Yere membuat duet tersebut harus absen dari beberapa turnamen belakangan ini. Mereka terpaksa non-aktif setidaknya selama enam bulan.Â
Di tengah situasi seperti itu, PBSI mengambil keputusan jitu. Mereka tidak mau Pram sampai jatuh dalam kebosanan apalagi bila kehilangan gairah karena penantian panjang itu.
Menduetkan Pram dan Rahmat kemudian terbukti manjur. Pram tidak hanya mendapat kesempatan untuk menjaga performa, tetapi juga momentum untuk mengambil peran sebagai "senior" bagi Rahmat.
Sesungguhnya usia mereka tidak terpaut jauh. Keduanya hanya berbeda tiga tahun. Pram kelahiran 2000.
Namun, dari sisi pengalaman, Rahmat pantas berguru pada Pram. Pram kemudian memainkan peran tersebut semaksimal mungkin.
Buktinya, ia bisa mendongkrak Rahmat untuk bersaing di dua kompetisi yang juga diikuti wakil-wakil dari negara-negara lain, termasuk yang memiliki tradisi bulu tangkis yang kuat seperti Jepang dan China.
Meski Pram harus turun level karena harus memulai dari bawah, kontribusinya dalam perjalanan bersama Rahmat tetap memainkan peran penting.
Mereka perlahan-lahan membentuk ikatan yang kian solid. Saling mengisi dan melengkapi. Lawan-lawan yang memiliki pengalaman atau jam terbang sebagai pasangan lebih tinggi berhasil mereka lewati.
Bila kita melihat penampilan mereka, Pram tidak pernah henti memberikan masukan. Ia menasehati, menenangkan, hingga memotivasi partnernya untuk menghadapi tekanan demi tekanan.
Mereka menjadi juara pekan lalu dengan melewati banyak unggulan. Sebagai unggulan kelima mereka menumbangkan lawan yang berperingkat 45 BWF, Hiroki Okamura/Masayuki Onodera di partai pamungkas.