Situasi seperti di awal gim pertama berulang lagi di set kedua. The Minions terus menjaga keunggulan hingga jeda interval, bahkan dengan selisih yang cukup jauh, 6-11.
Namun, Fajar/Rian yang sedang "on fire" terlihat lebih berani untuk melepas pukulan dan beradu di depan net. Keduanya pun mampu memperkecil ketertinggalan dari 11-14, 15-18, hingga menghentikan laju poin The Minions di angka 20-20.
Setelah itu pertarungan menjadi begitu menegangkan. Dua angka terakhir tidak bisa diraih dengan mudah.
Kedua pasangan, entah karena begitu tegang, beberapa kali melakukan kesalahan elementer, tetapi bisa dipahami di laga dan momen krusial. Service fault.
Kedudukan kembali imbang 21-22. Pengembalian servis dari Rian Ardianto membuat Fajar/Rian sempat dalam posisi unggul 22-21. Sayangnya, pemain yang sama justru melakukan "service error" sehingga skor kembali identik.
Situasi yang menegangkan terus terjadi hingga kedudukan 24-24 dan 26-26. Fajar/Rian akhirnya berhasil merebut dua poin terakhir untuk memastikan kemenangan dua gim.
"Pecah Telur" Super 750
Senyum mengembang sungguh terlihat di wajah Fajar/Rian dalam perjalanan ke podium juara. Momen istimewa itu sempat dicederai kesalahan pembawa acara.
Saat proses pengalungan medali dan pemberian hadiah, sang host justru menyebut kedua pasangan itu dari Malaysia. Kesalahan fatal yang berulang lagi saat memanggil Fajar/Rian.
Tentu, kesalahan ini menjadi buah bibir, terutama di jagad maya. Netizen dari dalam negeri tak bisa menerima kesalahan itu. Sebelum pertandingan, dunia pun sudah tahu. Ini adalah "all Indonesia final." Apalagi ini pertandingan papan atas yang menjadi pusat perhatian dunia. Mengapa panitia bisa seceroboh itu?
Terlepas dari kesalahan yang kemudian cepat disadari pihak penyelenggara dengan melayangkan permintaan maaf di akun Twitter tak lama berselang, gelar juara ini sungguh memberi makna tersendiri bagi Fajar/Rian.