Tembakan sempurna dari situasi bola mati yang melengkung sempurna hingga mengoyak gawang Allan McGregor seperti titik balik bagi bek sayap yang sempat dielu-elukan sebagai salah satu yang terbaik di dunia.
Demikian halnya, sepakan penalti Salah, buntut pelanggaran pemain lawan pada Luis Diaz di kotak terlarang, seperti isyarat bahwa sang pemain masih layak diandalkan.
Memang, tiga poin Liverpool tidak diraih dengan memuaskan. Statistik superior tidak berjalan beriringan dengan jumlah gol.
Padahal Klopp sudah mengerahkan semua amunisi terbaik di lini depan: Salah, Darwin Nunez, Diaz, dan Diogo Jota. Di sisi lain, Rangers pun tetap bermain dengan standar permainan yang sama: tidak menggigit dan hanya mengandalkan kiper 40 tahun untuk menghindari banyak kebobolan.
Kiper veteran McGregor cukup baik di bawah mistar gawang. Ia membuat Nunez frustrasi. Â Pemain muda Uruguay itu sudah bekerja keras, akselerasi dan penetrasinya begitu berbahaya. Sayangnya, ia masih jauh dari gol.
Terlepas dari performa kedua tim yang sama-sama memiliki poin minus, Liverpool mendapat ritme dan momentum positif.
Tidak hanya sebagai modal bagi kompetisi domestik, tetapi juga melanjutkan persaingan di fase grup Liga Champions dengan tiga laga penentuan.
Upaya balas dendam pada Napoli dan menjaga tren positif menghadapi Ajax. Begitu juga, saat menghadapi Rangers yang bakal mendapat suntikan dukungan mayoritas di Ibrox nanti.
Isu ketidakadilan
Salah satu catatan Xavi Hernandez usai pertandingan dini hari tadi adalah ketidakadilan. Ini menjadi kata kunci yang terus ditekankan pelatih Barcelona itu usai timnya takluk 0-1 di markas Internazionale Milan.
Xavi tegas mengatakan timnya mengalami "ketidakadilan yang nyata." Momen kekecewaan bagi tim tamu berpuncak di menit ke-67.