"Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh panitia yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000," demikian Mahfud menukil Kompas.com (2/10/2022).
Anjuran yang tidak diindahkan hingga membuat overkapasitas stadion yang seharusnya berjumlah 38.000 orang adalah bagian dari kesalahan yang mengemuka di laga ini.
Seperti kita tahu, duel ini sungguh menguras perhatian. Â Dua tim dalam satu provinsi yang sudah menjadi bak musuh bebuyutan.
Meski pihak suporter Persebaya Surabaya dilarang memberi dukungan langsung di stadion, animo penonton tetap tak tergerus.
Stadion Kanjuruhan justru disarati Aremania, penggemar Arema. Mereka ingin memberikan dukungan kepada tim kesayangannya. Tentu para fan berharap tim pujaannya bisa tampil baik dan memberikan hasil positif.
Sayangnya, harapan tersebut bertepuk sebelah tangan. Riak-riak kekecewaan sudah mulai terlihat sejak Arema tertinggal. Kemudian memuncak setelah laga usai.
Dari sini kita akhirnya mafhum, betapa mahalnya harga sebuah kekalahan.
Betapa mahalnya pula ongkos sebuah pertandingan sepak bola di Indonesia. Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan kompetisi ditangguhkan hingga ada evaluasi serius dan perbaikan mendasar.
Sekiranya dalam masa perkabungan ini, kita sungguh serius instrospeksi dan berbenah. Â Suporter, perangkat pertandingan, aparat keamanan, dan PSSI. Jangan sampai tragedi terburuk ini berulang lagi.
Turut berdukacita. Al Fatihah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H