Awal Pahit
Itulah yang terjadi dengan Firman Adriansyah dan kawan-kawan. Menghadapi Iran mereka tak bisa berbuat banyak. Takluk lima gol tanpa balas di Saad Al Abdullah Hail, Kuwait, Rabu (28/9/2022) adalah pil pahit yang harus ditelan.
Patut diakui Indonesia sungguh berada dalam tekanan dan tenggelam di balik nama besar Iran. Tanpa sejumlah pemain pilar seperti Muhammad Albagir, Ardiansyah Runtuboy, Marvin Alexa, dan Evan Soumilena, membuat perjuangan Indonesia kian sulit.
Keempat pemain itu tidak ada dalam daftar 14 pemain yang diberangkatkan ke Timur Tengah. Mereka tengah menjalani pemulihan cedera.
Sementara Iran sesungguhnya tidak diperkuat para pemain yang sudah mempunyai nama besar yang mengantar mereka keluar sebagai juara.
Walau begitu, mereka tetap bisa menunjukkan tajinya. Dua menit pertama gawang Muhammad Nazil sudah mendapat ujian. Tim besutan Shansee Vahid sudah langsung memberi ancaman.
Tak butuh waktu lama bagi Iran untuk membuka keran gol. Semenit berselang, berawal dari bola mati, Mohammadhossein Derakhsani memberikan umpan dan bisa diselesaikan oleh Ahmad Abbasi.
Gol cepat ini sungguh berpengaruh pada penampilan Indonesia. Rizki Xavier, M. Iqbal, Firman Adriansyah, dan Samuel Eko yang turun sejak menit pertama seperti terpukul. Bukti hilangnya konsentrasi memberikan keuntungan bagi Iran untuk menggandakan keunggulan tak lama berselang.
Pergerakan Abbasi ke area penalti memberinya ruang tambahan untuk memberikan umpan kepada Oladghobad Muslim untuk mencatatkan namanya di papan skor satu menit kemudian.
Iran menutup babak pertama dengan tambahan gol dari Mahdi Asadshir yang melepaskan tembakan dari sisi kiri tanpa bisa dibendung Muhamad Nazil.