Mengutip pendapat salah satu responden, Burga mengatakan hal seperti itu bisa terjadi karena komunikasi yang buruk, sikap manajer yang sengaja menghindari konflik, dan takut mengambil tanggung jawab karena ketidaan keberanian.
Pihak karyawan semsstinya tetap mengedepankan keterbukaan kepada atasan demi mengatasi ketidakpuasan dan ketidakjelasan.
Selain komunikasi langsung secara internal, terbuka pula peluang untuk menyelesaikan segala kebuntuan dengan melibatkan pihak ketiga.Â
Entah itu yang berada di lingkungan tempat kerja yang sama seperti rekan kerja, bisa juga pihak dari luar perusahaan yang memiliki kekuatan dan kemampuan advokasi.
Karyawan pun harus membiasakan diri dengan protokol dan ketentuan perusahaan terkait promosi dan kenaikan gaji.Â
Hal ini penting untuk melihat sejauh mana penilaian dan apresiasi terhadap setiap pekerjaan. Sebagai dasar untuk mengajukan promosi dan kenaikan gaji.
Mengutip Gasam Asare, Solcyre Burga menegaskan dalam kondisi seperti ini memutuskan berhenti sebaiknya menjadi pilihan terakhir, setelah menempuh berbagai cara.
Kalau memang sudah tidak bisa bertahan dan masalah tak bisa diatasi, maka segala kelelahan itu bisa bermuara pada angkat kaki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H