Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Dari Ancaman Mati Listrik hingga Biaya Pemakaian, Ini Plus Minus Penggunaan Kompor Listrik

24 September 2022   06:37 Diperbarui: 27 September 2022   01:50 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kompor listrik: SHUTTERSTOCK/BRIZMAKER via Kompas.com

Bagi kalangan menengah ke atas, pilihan antara kompor gas dan kompor listrik hanya soal selera. Namun, tidak demikian bagi rakyat jelata yang tengah bergumul dengan banyak keterbatasan. Sebab, penggunaan kompor listrik tidak terlepas dari faktor-faktor makro mulai dari kondisi ekonomi hingga ketersediaan infrastruktur penunjang.

Pertama, biaya operasional meningkat. Pada tahap awal, para penerima bantuan paket gratis dari pemerintah belum merasakan risiko sesungguhnya.

Tagihan listrik akan dengan sendirinya membengkak. Selama masa pakai, biaya engoperasian bakal lebih tinggi.

Melansir Energy Guide, sebuah situs web yang menyediakan informasi tentang pilihan dan efisiensi energi, biaya tahunan untuk mengoperasikan kompor listrik bisa lebih dari dua kali lipat biaya pengoperasian model gas.

Bisa dibayangkan tanggung jawab masyarakat yang memiliki biaya hidup terbatas. Mereka harus memutar otak untuk mendapat tambahan pemasukan agar bisa mencukupi kebutuhan, termasuk memastikan asap dapurnya bisa tetap mengepul.

Kedua, ketergantungan pada listrik sebagai sumber daya utama dan satu-satunya. Dengan demikian, aliran listrik perlu tercukupi dan dijauhkan dari berbagai gangguan seperti mati listrik.

Bisa dibayangkan nasib kelompok masyarakat yang mendiami daerah yang belum terkoneksi sambungan listrik dan mereka yang sering menghadapi masalah dengan catu daya.

Pemadaman listrik perlu ditekan ke titik minimal. Berbagai hambatan, mulai dari pasokan, hingga ancaman cuaca, harus dimitigasi.

Di sisi lain, tingkat elektrifikasi di Indonesia harus digenjot ke titik maksimal. Bila tidak, maka upaya konversi di atas hanya terdengar sebagai lelucon. Mau beralih ke kompor listrik, sementara ketersediaan listrik sendiri masih jauh dari kata memadai.

Ketiga, ini soal teknis. Mengandaikan dua hal pertama teratasi. Tidak sedikit yang mengeluh kompor listrik memiliki hambatan dalam mendistribusikan suhu secara merata. Gulungan yang tidak rata menyebabkan suhu tidak konsisten di semua permukaan. Hasil memasak akan berpengaruh, ada bagian yang gosong, sementara di sisi lain kurang matang.

Selain itu, ada penilaian waktu pemanasan pada kompor listrik lebih lama. Pembakaran di atas kompor listrik dinilai membutuhkan waktu lebih lama. Jadi, butuh waktu memasak lebih lama karena harus menunggu sampai mencapai suhu yang sesuai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun