Bagi kalangan menengah ke atas, pilihan antara kompor gas dan kompor listrik hanya soal selera. Namun, tidak demikian bagi rakyat jelata yang tengah bergumul dengan banyak keterbatasan. Sebab, penggunaan kompor listrik tidak terlepas dari faktor-faktor makro mulai dari kondisi ekonomi hingga ketersediaan infrastruktur penunjang.
Pertama, biaya operasional meningkat. Pada tahap awal, para penerima bantuan paket gratis dari pemerintah belum merasakan risiko sesungguhnya.
Tagihan listrik akan dengan sendirinya membengkak. Selama masa pakai, biaya engoperasian bakal lebih tinggi.
Melansir Energy Guide, sebuah situs web yang menyediakan informasi tentang pilihan dan efisiensi energi, biaya tahunan untuk mengoperasikan kompor listrik bisa lebih dari dua kali lipat biaya pengoperasian model gas.
Bisa dibayangkan tanggung jawab masyarakat yang memiliki biaya hidup terbatas. Mereka harus memutar otak untuk mendapat tambahan pemasukan agar bisa mencukupi kebutuhan, termasuk memastikan asap dapurnya bisa tetap mengepul.
Kedua, ketergantungan pada listrik sebagai sumber daya utama dan satu-satunya. Dengan demikian, aliran listrik perlu tercukupi dan dijauhkan dari berbagai gangguan seperti mati listrik.
Bisa dibayangkan nasib kelompok masyarakat yang mendiami daerah yang belum terkoneksi sambungan listrik dan mereka yang sering menghadapi masalah dengan catu daya.
Pemadaman listrik perlu ditekan ke titik minimal. Berbagai hambatan, mulai dari pasokan, hingga ancaman cuaca, harus dimitigasi.
Di sisi lain, tingkat elektrifikasi di Indonesia harus digenjot ke titik maksimal. Bila tidak, maka upaya konversi di atas hanya terdengar sebagai lelucon. Mau beralih ke kompor listrik, sementara ketersediaan listrik sendiri masih jauh dari kata memadai.
Ketiga, ini soal teknis. Mengandaikan dua hal pertama teratasi. Tidak sedikit yang mengeluh kompor listrik memiliki hambatan dalam mendistribusikan suhu secara merata. Gulungan yang tidak rata menyebabkan suhu tidak konsisten di semua permukaan. Hasil memasak akan berpengaruh, ada bagian yang gosong, sementara di sisi lain kurang matang.
Selain itu, ada penilaian waktu pemanasan pada kompor listrik lebih lama. Pembakaran di atas kompor listrik dinilai membutuhkan waktu lebih lama. Jadi, butuh waktu memasak lebih lama karena harus menunggu sampai mencapai suhu yang sesuai.