Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Akhir 5 Tahun Kejayaan Kevin/Marcus, Hoki/Kobayashi ke Puncak Dunia, dan Hikmah bagi Indonesia

23 September 2022   14:35 Diperbarui: 26 September 2022   22:39 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marcus Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo: dok PBSI via Kompas.com

"Setiap orang memiliki era terbaiknya. Kami selalu berusaha menjadi yang terbaik di setiap pertandingan. Kami akan terus berjuang bersama." (Marcus Gideon)

Bila kita membuka daftar ranking BWF terbaru, tidak banyak perubahan terjadi. Salah satu yang agak mencuri perhatian di sektor ganda putra dengan berubahnya konstelasi di puncak ranking dunia.

Ya, para penggemar badminton Tanah Air harus rela nama Marcus Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo terdepak dari urutan teratas. Pasangan yang selama ini menjadi kebanggaan badminton Indonesia yang memuncaki ranking dunia.

Pasangan yang karib disapa The Minions itu turun satu anak tangga setelah lima tahun berkuasa di singgasana peringkat BWF. Sebagai gantinya, pasangan Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, naik takhta.

Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) membekukan poin pekan ke-40 hingga 43 tahun 2019. Sementara, The Minions tidak banyak mengumpulkan poin dalam setahun terakhir.

Sebelum cukup banyak poin itu kedaluwarsa, The Minions masih berhak menempati posisi teratas dengan 104.727 poin. Namun, jumlah tersebut terpaut sangat tipis dari Hoki/Kobayashi dengan 102.050.

Setelah penyesuaian, jumlah poin The Minions berkurang.  Kini pasangan ganda nomor satu Indonesia itu mengemas 100.327 poin. Sedangkan, raihan poin Hoki/Kobayashi tak berubah untuk menempatkan mereka di urutan pertama.

Minions dan Hugo/Kobayashi di podium Indonesia Masters 2021: BWV TV via grid.id
Minions dan Hugo/Kobayashi di podium Indonesia Masters 2021: BWV TV via grid.id

Menurun

The Minions mulai menguasai puncak ranking dunia secara maraton sejak 28 September 2017. Posisi itu diraih setelah melewati persaingan ketat dan sempat mengalami pasang surut.

Pasangan ini pernah berada di peringkat ketiga beberapa bulan sebelum itu, setelah sebelumnya berada di posisi kedua, usai mulai menyandang sebagai ganda putra nomor satu dunia untuk pertama kali pada 16 Maret 2017.

Bila dihitung, The Minions sudah merasakan status sebagai ganda putra nomor satu dunia selama 226 pekan dengan 214 pekan secara beruntun.

Pencapaian ini tentu begitu istimewa. Hal ini tidak lepas dari konsistensi yang mereka torehkan dari gelanggang ke gelanggang.

The Minions pernah meraih delapan gelar dari sembilan turnamen yang diikuti dalam satu tahun kalender BWF. Raihan fenomenal itu terjadi pada 2019, melampaui torehan ganda putra legendaris asal Korea Selatan, Lee Yong Dae/Yoo Seong yang berjaya di enam turnamen dalam setahun.

Dua tahun sebelum itu melengkapi tiga tahun periode emas The Minions. Musim 2017 mereka menyabet 7 gelar Superseries. Setahun berselang, keduanya berjaya di delapan turnamen World Tour.

Sebelum mereka, belum ada pasangan yang mampu mengemas 100 ribu poin lebih dalam setahun. Dan para penerus mereka pun belum bisa menyamai pencapaian tersebut.

Memang patut diakui, kedigdayaan The Minions mulai runtuh terutama sejak cedera mendera Marcus Gideon. Pertumbuhan tulang kecil pada pergelangan kakinya memaksa pemain yang karib disapa Sinyo itu harus naik ke meja operasi di Portugal.

Operasi pada awal April 2022 ditangani dokter spesialis bedah ortopedi dan traumatologi kawakan, Niek van Dijk. Dokter asal Belanda itu pernah menangani bintang sepak bola, Cristiano Ronaldo.

Gara-gara hal itu, The Minions pun harus menepi dari sejumlah turnamen. Korea Open pada awal April, dan Kejuaraan Asia di Manila, Filipina sejak akhir April hingga awal Mei 2022.

Sebelum operasi, Marcus sudah merasa tak nyaman sehingga penampilannya di All England 2022 tak bisa maksimal.

Setelah "comeback" penampilan The Minions seperti kembali ke titik nol. Mereka tak bisa langsung nyetel. Permainan mereka tak terlihat seperti versi terbaik The Minions.

Pada Kejuaraan Dunia tahun ini di Jepang, langkah mereka dihentikan pasangan Inggris, Ben Lane/Sean Vendy di perempat final, 15-21 dan 9-21, tak sampai 30 menit. Kekalahan menyakitkan itu sekaligus mengakrabkan mereka dengan "kutukan" di pentas elite itu.

Sepekan kemudian, keduanya tersih lebih awal di Japan Open. Mereka dihentikan pasangan Korea Selatan, Kim Gi-jung/Kim Sa-rang setelah bertarung ketat tiga gim, 21--17, 17--21, dan 24--26.

Selamat Hoki/Kobayashi

Bila The Minions menunjukkan tren penurunan, tidak demikian Hoki/Kobayashi. Pasangan Negeri Sakura itu mencatatkan peningkatan yang signifikan sejak tahun lalu.

Mereka menjadi juara dunia 2021, lalu naik podium tertinggi di tahun yang sama di Denmark, Indonesa Masters, dan BWF World Tour Finals.

Setahun kemudian, mereka mampu menjaga laju positif sejak awal tahun. Menjuarai Thailand Open dan Malaysia Open.

Meski gagal di dua turnamen di kandang sendiri, Kejuaraan Dunia dan Japan Open, perolehan poin mereka sudah mendekati The Minions.

The Minions yang hanya memenangkan Hylo Open 2021 dan Indonesia Open 2021 serta gagal total sejak awal 2022 tak bisa membendung laju Hugo/Kombayashi ke posisi teratas.

Patut diakui, selain The Minions, penampilan pasangan elite lainnya yakni Lee Yang/Wang Chi-Lin juga setali tiga uang.

Sejak meraih "hat-trick" di Leg Asia yang digelar di Thailand (Yonex Thailand Open, Toyota Thailand Open, dan BWF World Tour Finals 2020) pada awal Januari 2021 dan berpuncak pada medali emas Olimpiade Tokyo 2020 pada 30 Juli 2021, performa pasangan Taiwan ini mengalami antiklimaks.

Mereka kesulitan untuk menemukan kembali bentuk terbaik dalam turnamen-turnamen selanjutnya. Alhasil, pundi-pundi poin mereka tak mengalami perubahan signifikan, ranking dunia stagnan, dan tak bisa ikut menjegal Hugo/Kobayashi ke puncak dunia.

Hikmah

Saat The Minions melempem, kita masih bisa berharap pada pasangan senior, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Sayangnya, The Daddies tak bisa menjaga kebugaran mereka selalu berada di titik maksimal. Kini mereka harus rela tergusur dari dua besar ke posisi keempat.

Sedangkan Fajar/Rian sudah berusaha menjaga konsistensi sejak tahun lalu. Mereka adalah pasangan ganda putra fenomenal yang mampu menginjak final di enam turnamen dan meraih tiga gelar juara di tahun ini.

Namun, raihan poin mereka tak terlalu signifikan untuk mendongkrak mereka lebih jauh dari enam besar saat ini, di belakang juara dunia asal Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik.

Saat ini sektor ganda putra memiliki rantai regenerasi paling kuat. Selain ketiga pasangan berpengalaman di atas, masih ada tiga pasangan lain di lingkaran 17 dunia.

Hebatnya, ketiganya adalah pasangan muda yang sudah unjuk prestasi. Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan sebagai jawara Badminton Asia Championships 2022 kini menempati posisi ke-13.

Selanjutnya, tiga tangga di belakangnya ada Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, sang juara All England 2022.

Persis di belakang Bagas/Fikri bercokol Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin. Pasangan yang dijuluki The Babies itu adalah juara dunia junior yang sanggup menciptakan lompatan besar di tahun ini dengan merebut medali emas SEA Games 2021 Vietnam dan Singapore Open 2022.

Di belakang pasangan-pasangan ini, Indonesia masih memiliki Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani yang kini bercokol di peringkat 43 BWF.

Profil ini menunjukkan dengan jelas betapa kedalaman skuad ganda putra Indonesia begitu mewah. Tidak hanya bertumpu pada The Minions semata.

Namun, untuk bisa sampai pada level The Minions para pasangan muda harus bekerja keras. Selain soal konsistensi, mental dan kepercayaan diri harus terus dipertebal, di samping skill dan kecerdasan di lapangan pertandingan.

Turunnya ranking dunia The Minions adalah alarm bagi ganda putra Tanah Air. Dentang pengingat bahwa The Minions bukan tak bisa dikalahkan dan dilengserkan. Pasangan yang sudah menorehkan berbagai catatan impresif itu harus bekerja keras bila ingin untuk kembali meraih posisi pertama dunia.

Seperti kutipan di awal  tulisan ini dari situs resmi BWF, Sinyo menegaskan tekad mereka untuk bangkit. 

"Ganda ganda putra sekarang lebih kompetitif. Pasangan dari Jepang, Malaysia dan China Taipei semua bisa menjadi penantang (gelar). Kami harus terus bersaing dan menjaga konsistensi kami."

Selain itu, ini adalah penyemangat bagi para penerus agar mempercepat langkah mereka untuk semakin mendekati jajaran elite dunia dengan bermain konsisten dari turnamen ke turnamen.

Di depan mereka ada pasangan-pasangan lain yang sudah lebih berpengalaman sebagai tantangan yang harus ditaklukkan.

Kita tentu berharap The Minions bisa segera menemukan titik balik. Begitu juga pasangan-pasangan lain mulai dari Fajar/Rian, Bagas/Fikri, Leo/Daniel, hingga Pram/Yere yang sementara fakum lantaran Yere tengah memulihkan diri dari cedera lutut, bisa semakin tergerak untuk mendekat.

Melihat komposisi ganda putra, cepat atau lambat, puncak ranking dunia akan kembali ke tangan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun