Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

3 Jurus Hadapi Pasangan yang Terobsesi Hobi

22 September 2022   10:48 Diperbarui: 23 September 2022   14:09 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi komunikasi di antara pasangan| Dok Shuterstock via kompas.com

Pasangan memiliki hobi berbeda bukan sesuatu yang aneh. Memaksakan agar memiliki hobi yang sama pun bukan sikap bijak. Begitu juga memisahkan pasangan dari hobi yang begitu disukai bukan perkara mudah.

Saat masih pacaran, perbedaan soal hobi mungkin belum terlalu kentara. Masing-masing masih mengutamakan relasi dan perhatian sehingga rela mengesampingkan aktivitas yang disukai.

Namun, seiring berjalannya waktu, apalagi kalau periode bulan madu sudah berlalu, biasanya mulai muncul secara bertahap kecenderungan untuk bergerak menuju hobi favorit. Bisa saja muncul hobi baru yang langsung menyita perhatian.

Pada gilirannya, hobi tersebut menyita lebih banyak waktu dan perhatian. Kebersamaan dengan pasangan atau keluarga menjadi sesuatu yang mahal harganya. Skala prioritas kemudian bergeser pada hobi yang sudah menjadi obsesi.

Tidak hanya itu. Pasangan kemudian terang-terangan menolak dukungan pada hobi Anda. Alasannya karena khawatir pasangan akan dikuasai hobi atau akan lebih dekat dengan orang-orang lain yang memiliki hobi yang sama. Ada kekhawatiran, ada pula kecemburuan.

Sedangkan dari sisi pasangan yang hobinya dicurigai itu pun balik mencurigai partnernya sebagai sosok yang egois. Tidak mendukung Anda pada hobi yang begitu disukai. Apalagi bila hobi tersebut adalah satu-satunya yang disukai dan dianggap begitu berarti.

Bila menemui partner seperti itu, apa yang harus dilakukan? Bagaimana cara agar obsesi pada hobi itu tidak sampai menciptakan disharmoni?

Pertama, membangun komunikasi yang persuasif. Komunikasi adalah jembatan penghubung antara dua insan untuk mencapai kesepahaman. Kesepahaman jelas berbeda dengan pemaksaan.

Perlu ada dialog dari hati ke hati. Menanggalkan ego dan godaan untuk meluapkan kekecewaan secara membabi buta. Kesal boleh, tetapi jangan sampai mendominasi akal sehat.

Mendekati pasangan dengan hati-hati lalu katakan dengan sebenarnya isi hati. Istri bisa mengatakan hal ini kepada suami. Begitu juga sebaliknya.

"Saya memang menyukai hobimu. Saya pun mendukung agar kamu bisa menikmatinya. Saya juga tidak memintamu untuk melepasnya begitu saja. Namun, saya merasa, hobimu itu sudah sampai menyita semua perhatian."

Dengan kata-kata seperti itu, pasangan pasti merasa bahwa obsesi pada hobi itu sudah mengambil alih waktu dan perhatian yang seharusnya bisa dibagikan dengan yang lain.

Sebelum itu, bisa menyiapkan sejumlah saran yang bisa dinegosiasi dengan pasangan. Misalnya soal pembagian waktu antara urusan hobi dan relasi. Mengalokasikan waktu dalam seminggu untuk dihabiskan bersama agar hobi tidak sepenuhnya mengambil alih.

Dengan demikian, situasi tampak lebih adil. Pasangan tak perlu risau kehilangan perhatian. Sementara hobi tidak lagi mendominasi.

Pentingnya komunikasi adalah untuk membangun keterbukaan. Bisa jadi perbedaan sikap dan pilihan itu karena masing-masing terkungkung dalam dunianya sendiri.

Bagaimana pun tidak semua orang adalah pembaca pikiran dan isi hati. Istri bukan ahli nujum bagi suami. Begitu juga sebaliknya.

Untuk itu perbedaan itu harus dijembatani dengan komunikasi. Tujuannya agar tidak sampai membuat jarak semakin melebar, membuka ruang bagi timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan.

Bila ketidaknyamanan terkait kebutuhan dasar seperti perhatian tidak diurai maka akan menjadi bom waktu yang seketika bisa meledak.

Hal-hal kecil bisa menimbulkan ledakan besar. Misalnya, tiba-tiba saja pasangan naik pitam dan meledak-ledak saat suami atau istri hendak menjalankan hobinya.

Baru saja berganti pakaian olahraga, atau tengah menyiapkan peralatan bermain, atau sedang bersiap menyalakan televisi, tiba-tiba muncul teriakan yang membabi-buta.

Kedua, ketika pasangan sepakat dengan pembagian tersebut, maka sebagai suami atau istri penting untuk memaknai kesempatan saat pasangan menekuni hobi sebaik mungkin. Jangan sampai waktu hanya dihabiskan untuk menanti pasangan menyelesaikan urusan dengan hobinya.

Saat-saat seperti itu baiknya dimanfaatkan untuk urusan yang berfaedah, baik untuk diri sendiri atau dengan anggota keluarga lain. Kesempatan untuk me time, sebagaimana pasangan bergumul dengan aktivitasnya.

Saat pasangan menghabiskan waktu dengan hobi, kita bisa menjadwalkan untuk menghabiskan waktu bersama teman-teman, atau sekadar mengajak anak-anak berjalan-jalan.

Hal ini penting agar hobi pasangan yang sudah terjadwal itu tidak membuat kita jatuh dalam prasangka dan penilaian sepihak.

Bila masing-masing memiliki jadwal tersendiri, maka masing-masing akan memunculkan antusiasme. Tidak ada kecenderungan untuk menghakimi pasangan yang bertekun dengan hobinya.

Singkatnya, saat pasangan terlibat dalam hobi mereka, maka sangat disayangkan bila waktu itu kita habiskan untuk berkeluh kesah, sementara ada banyak hal berguna yang bisa dilakukan untuk menikmati kesempatan baik dengan diri sendiri maupun orang-orang terdekat.

Bila pasangan terlibat dengan hobi mereka, mengapa Anda hanya bisa menanti tanpa bisa melakukan sesuatu yang pada gilirannya bisa membuat pasangan Anda mulai merindukan saat-saat bersama?

Berhenti menggerutu dan lakukan sesuatu yang membuat waktu Anda pun berarti.

Ketiga, selain membuat pemisahan yang jelas antara hobi pasangan Anda dan urusan Anda sendiri, tidak ada salahnya untuk membangun jembatan di antaranya.

Salah satu bisa meninggalkan urusannya lalu mulai terlibat dengan hobi pasangan. Mulai meluangkan waktu entah untuk sekadar mengamati, mencari tahu, hingga sedikit terlibat dengan memberi dukungan secara langsung.

Kerelaan dengan sengaja untuk hadir bersama pasangan dan hobinya adalah bentuk dukungan yang sangat berarti.

Pasangan mungkin akan merasa disokong untuk hobi yang sejatinya bisa membantunya lebih bersemangat dalam hidup. Pasangan akan semakin tergerak untuk mengambil manfaat positif sebanyak-banyaknya dari minat yang selama ini ditekuni.

Di sisi lain, itu menjadi pengalaman bersama yang mengukuhkan kembali ikatan yang renggang, menyaput berbagai syak wasangka, serta menumbuhkan kegembiraan bersama.

Bukan tidak mungkin keberanian untuk menyeberang perbedaan itu justru bisa menumbuhkan minat pada hobi yang sama.

Bisa jadi juga menjadi kesempatan untuk menyadarkan satu sama lain, betapa relasi di antara mereka adalah yang utama. Pada skala prioritas, nomor satu tentu hubungan. Perlu komunikasi sebagai pengingat akan hal itu dari waktu ke waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun