Keputusan tersebut tepat. City mulai mendapatkan momentum di 10 menit akhir pertandingan. Dari 3 "shots on target," satu lebih banyak dari Die Borussien, dua di antaranya berujung gol.
Mula-mula oleh John Stones di menit ke-80. Bek asal Inggris itu melepaskan tembakan keras yang tak mampu dibendung Meyer.
Selanjutnya, Haaland menunjukkan magisnya. Empat menit berselang, pemain muda Dortmund itu menunjukkan dengan jelas salah satu kemampuannya yang tak dimiliki striker umumnya.
Dengan fisik yang begitu atletis dan tinggi menjulang, ia bisa mengkonversi umpan dengan cara yang membuat banyak orang geleng-geleng kepala. Kagum sekaligus setengah tak percaya.
Itulah Haaland. Sebelum mencetak gol krusial, ia lebih dahulu mengirim sinyal dengan tembakan keras yang sedikit melebar dari gawang Dortmund.
Haaland yang mencetak gol ke-13 musim ini, sekaligus gol ke-26 dari 21 laga di Liga Champions mengunci kemenangan City.
Dari sisi lapangan, sang ayah yang adalah mantan gelandang City, Alf-Inge tak bisa menyembunyikan senyum semringah.
Senyum yang mengembang dari segenap pendukung City. Tim kesayangan masih menjaga tren positif dan kini memuncaki klasemen sementara Grup G dengan enam poin.
Sedangkan Dortmund yang harus pulang dengan tangan hampa bertahan di posisi kedua, bermodalkan tiga poin dari matchday pertama.
Gol Haaland ini menjadi sebuah kenangan pahit bagi mantan klub yang pernah membesarkannya. Luka di atas perjuangan Dortmund yang nyaris meruntuhkan kedigdayaan City.
Debut Minor Potter