Dalam kondisi seperti ini, harapan pada The Minions sedikit berkurang. Dibanding Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang tampil lebih konsisten sepanjang tahun ini justru diprediksi banyak orang menjadi salah satu calon juara dunia baru.
Ekspektasi The Minions kali ini tentu tidak sebesar edisi sebelumnya. Mereka sadar itu. Tapi seperti kata Gideon, "tentu saja kami ingin mencoba yang terbaik."
Rentetan perang saudara
Bila kita memperhatikan bagan undian ganda putra, tiga dari empat pasangan terbaik berkumpul di "pool" atas. The Minions, Fajar/Rian, hingga The Daddies alias Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Hanya Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana yang terpisah. Sayangnya, pasangan muda juara All England 2022 justru tampil antiklimaks di putaran kedua atau laga pertama mereka setelah mendapat "bye" di babak 64 besar.
Menghadapi pasangan yang tidak diunggulkan, Alexander Dunn/Adam Hall, unggulan 15 ini menyerah dua gim langsung, 10-21 dan 12-21.
Penampilan pasangan ranking 18 BWF ini sungguh mengecewakan. Mereka kalah justru karena kesalahan sendiri. Malah, detail-detail kecil seperti pertahan yang longgar, placing "tanggung" hingga pukulan yang tak melewati net, membuat mereka harus menerima pil pahit.
Kalah dari pasangan nomor 36 dunia yang sudah 4 kali dihadapi dengan skor "head to head" kini menjadi sama kuat.
Fikri/Bagas yang tak bisa mengayunkan raket mereka lebih jauh membuat tiga pasang ganda putra harus menghadapi kenyataan yang kurang mengenakkan. Ancaman "perang saudara" beruntun untuk menyeleksi tiga pasangan itu demi satu tiket ke partai puncak.
Mula-mula kans perjumpaan The Minions versus Bagas/Fikri di babak delapan besar. Bila The Minions berhasil mengatasi Ben/Sean dan Fajar/Rian, unggulan lima, mengatasi harapan tuan rumah yang dijagokan di tempat ke-16, Akira Koga/Taichi Saito.