Apri pun harus absen lantaran partner sebelumnya, Greysia Polii sudah gantung raket. Sementara itu, Siti Fadia bisa berpasangan lagi dengan partner lamanya, Ribka Sugiarto yang saat itu terhitung berada di posisi 27 BWF.
Seperti kita tahu, sebelum Apri berpisah dengan Greys, Fadia dan Ribka adalah pasangan. Saat PBSI melakukan bongkar pasang menyusul pensiunnya Greys, Ribka dipasangkan dengan Febby Valencia Dwijayanti Gani. Reuni Fadia/Ribka pun tidak lepas dari target.
Target tinggi
Indonesia mengutus dua wakil ganda putri di kejuaraan yang sudah dimulai sejak 1977 silam. Selain Ribka/Fadia, ada pasangan nomor 43 BWF, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi.
Pelatih utama ganda putri PBSI, Eng Hian memberi kabar positif terkait persiapan kedua pasangan itu. Menurut pelatih yang karib disapa Didi itu, persiapan kedua pasangan itu berada di jalur positif. Ia pun berani memberi target tinggi kepada mereka, terutama Ribka/Fadia.
Meski duet mereka sempat terputus dan harus kembali lagi menenun kebersamaan, Didi berharap mereka bisa berbicara banyak nanti.
"Walau setelah ini sudah tidak bersama tapi ada sebuah kebanggaan buat mereka pernah berprestasi di Kejuaraan Dunia ini. Jadi saya ingin Ribka/Fadia bermain dengan kemampuan terbaiknya untuk meraih medali sesuai target ganda putri," ungkap Didi melansir pbsi.id.
Apakah hanya Ribka/Fadia yang patut diberi tanggung jawab memburu medali? Tentu tidak. Ana/Tiwi adalah juga pasangan muda dengan kualitas yang tak bisa diremehkan. Keduanya adalah peraih medali perak di Kejuaraan Dunia Junior tahun 2019.
Pertanyaan penting lainnya, sejauh mana kans mereka? Ini kesempatan pertama kedua pasangan itu tampil di Kejuaraan Dunia. Mental mereka jelas harus dipersiapkan, di samping teknik dan taktik.
Sebagai pendatang baru mereka tentu tidak ingin hanya sekadar penggembira. Lebih dari hanya ingin mendapat pengalaman dan menambah jam terbang. Medalia dalah target yang harus dikejar sebagai pasangan-pasangan terpilih.