Mari kita lihat perjalanan mereka berdasarkan hasil undian. Pertama-tama, kedua pasangan ini terhindar dari "perang saudara" sebagaimana takdir yang kerap dialami pasangan-pasangan Merah-Putih di turnamen-turnamen besar. Keduanya berada di "pool" berbeda.
Berada di jalur berbeda menuju semifinal, tidak mengurangi rintangan yang akan mereka hadapi. Ribka/Fadia yang saat ini melorot ke ranking 28 BWF seiring menit bertanding bersama yang minim, berada di "pool" atas akan memulai babak 64 besar dengan menghadapi Chang Ching Hui/Yang Ching Tun dari Taiwan.
Ana/Tiwi yang tergabung di "pool" berbeda akan meladeni pasangan Prancis, Margot Lambert/Anne Tran.
Keduanya bisa saja mulus di laga pertama. Namun, unggulan tujuh dari Thailand, Jongkolphan Kititharakul/Rawindra Prajongjai yang mendapat "bye" sudah menanti Ribka/Fadia.
Bila langkah Ribka/Fadia tak terbendung maka mereka berpeluang menghadapi Rin Iwanaga/Kie Nakanishi, unggulan 15 dari Jepang untuk memperebutkan satu tempat di babak delapan besar.
Perjalanan mereka ke semifinal akan berat. Chen Qing Chen/Jia Yi Fan akan menjadi penantang mereka.
Unggulan pertama dari China ini sepertinya akan melewati jalan tol sejak 64 besar. Lawan-lawan mereka relatif mudah, baik dari sisi pengalaman maupun ranking dunia.
Hanya Maiken Fruergaard/Sara Thygesen dari Denmark yang memiliki ranking dunia dibanding pasangan-pasangan lainnya. Pasangan India, Irlandia, apalagi Maladewa bukanlah tandingan bagi pasangan nomor satu dunia itu.
Putita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai kembali menjadi ujian bagi ganda putri lainnya, Ana/Tiwi. Pasangan Negeri Gajah Putih yang tak perlu bertanding di laga pertama akan menguji sejauh mana kemampuan Ana/Tiwi.
Pemenang di laga ini bakal menghadapi Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva, pasangan kakak-beradik Bulgaria yang menjadi unggulan kedelapan yang juga mendapat "bye" di babak pertama dan memiliki peluang melewati hadangan Baek Ha Na/Lee Yu Lim dari Korea Selatan di laga berikutnya.