France Football, majalan olahraga terpopuler di Eropa sudah merilis daftar panjang calon perain Ballon d'Or 2022 pada pertengahan bulan Agustus ini.
Sebagai penggagas penghargaan tahunan bagi pesepakbola terbaik di dunia, media tersebut mengeluarkan 30 nama yang kemudian akan mengerucut menjadi tiga finalis.
Malam penghargaan edisi ke-66 tahun ini dipercepat. Digelar pada 17 Oktober nanti, sebelum Piala Dunia 2022.
Tidak hanya itu. Format penilaian pun berubah. Biasanya, para penilai yakni para jurnalis internasional akan melihat penampilan para pemain sepanjang tahun kalender. Namun, mulai tahun ini penilaian itu hanya didasarkan pada performa musim sebelumnya.
Jurinya pun makin sedikit. Â Biasanya 170 wartawan dari seluruh dunia, mulai tahun ini meramping menjadi 100 orang.
Tidak hanya berubah dalam format. Tahun ini sepertinya akan menjadi titik mula dari era baru Ballon d'Or tanpa salah satu dari Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Messi, yang karib disapa La Pulga atau Si Kutu itu tak masuk dalam daftar. Begitu juga tandemnya, Neymar Junior. Messi bersama Ronaldo tak pernah absen dalam lebih dari satu dekade terakhir.
Selain menjadi nominator, keduanya bahkan selalu bersaing menjadi pemenang terutama sejak Fabio Cannavaro mengalahkan Guanluigi Buffon dan Thiery Henry pada edisi 2006.
Sejak 2007, keduanya begitu dominan. Â Mereka seperti silih berganti menjadi pemenang. Messi tujuh kali menjadi pemenang dan Ronaldo memenanginya lima kali.
Sejak 2007 pula Messi selalu naik podium setiap tahun kecuali edisi 2018. Ronaldo hanya absen pada 2010 dan 2021.
Sekali lagi, tahun ini, untuk pertama kali dalam rentang waktu yang panjang itu, Messi tak masuk daftar, bahkan untuk mendapat satu tempat dari 30 slot yang disediakan.
Dengan mengabaikan awal manis Messi di Ligue 1 2022/2023, apakah penampilan Messi musim lalu begitu mengecewakan sehingga pantas disisihkan dari daftar? Apakah 30 nama yang masuk kali ini, termasuk Ronaldo, lebih baik dari Messi?
Jawaban atas pertanyaan ini bisa panjang. Ada banyak sudut pandang dan pertimbangan yang mengemuka.
Begitu juga bisa memantik beragam reaksi. Seperti yang ditunjukkan pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti yang tak puas beberapa pemainnya terutamaToni Kroos tak masuk dalam daftar, menemani enam anak didik lainnya yakni Thibaut Courtois, Vinicius Junior, Casemiro, Luka Modric, Antonio Rudiger, dan Karim Benzema.
Dengan tanpa bermaksud membahas berbagai kekecewaan dan mulai menerima kenyataan konstelasi persaingan Ballon d'Or memasuki fase baru, mari kita melihat dari 30 nama itu, siapa yang paling berpeluang menjadi pemenang.
Favorit
Banyak pihak menjagokan Benzema. Bursa taruhan pun demikian. Striker Real Madrid itu seperti di atas angin. Messi sendiri pun terang-terangan menjagokan mantan seterunya di LaLiga itu.
Statistik penampilannya musim sebelumnya jelas menunjukkan itu. Pemain depan 34 tahun itu menjadi aktor di balik sejumlah gelar Los Blancos mulai dari LaLiga hingga Liga Champions Eropa.
Pemain asal Prancis itu sungguh mencuri perhatian di laga-laga krusial Madrid di Liga Champions. Ia mencetak tiga gol di babak kedua untuk melakukan "comeback" mencengangkan atas PSG di babak 16 besar.
Ia mengulangi aksi fenomenal itu dengan ikut mencetak gol di leg kedua saat menyingkirkan Chelsea di perempat final. Keran golnya terus terbuka dengan mencetak tiga gol di dua leg babak semifinal menghadapi Manchester City.
Benzema mencetak 15 gol di kompetisi elite Eropa dan 26 gol dalam 30 pertandingan untuk membantu Real Madrid kembali ke tangga juara LaLiga, mengungguli rival sekota Atletico Madrid dan seteru abadinya, Barcelona.
Saat mengalahkan Liverpool di final Liga Champions, Benzema memang tak mencetak gol. Namun, rekam jejaknya tetap diperhitungkan. Ia menjadi yang terkuat untuk menjadi pemain kedua sejak 2008 untuk merebut trofi Ballon d'Or dari Messi atau Ronaldo.
Sebelumnya, rekan setimnya Luka Modric lebih dahulu mematahkan duopoli itu saat menjadi pemenang di tahun 2018.
Apakah Anda juga salah satu yang sangat menjagokan Benzema?
Kejutan
Apakah tidak ada ruang kejutan pada edisi kali ini? Statistik jelas tak bisa berubah. Hanya persepsi dan pertimbangan yang bisa berganti.
Ronaldo, jelas tak akan menjadi finalis. Kita bisa melihat kembali rekaman penampilannya musim lalu.
Menyisihkan Ronaldo tidak serta merta para pemain lain yang belum memiliki nama besar di panggung itu dengan sendirinya dienyahkan.
Setidaknya ada tiga nama yang bisa digarisbawahi.
Pertama, Sadio Mane. Pemain ini dianggap paling berpeluang untuk menggagalkan langkah Benzema ke podium pemenang.
Ia menjalani musim lalu yang luar biasa bersama Liverpool. Tidak sampai di situ. Sebagai kapten Senegal, ia sanggup membawa negaranya berjaya di Piala Afrika.
Begitu juga di kualifikasi Piala Dunia 2022 dengan mencatatkan kemenangan dramatis atas rekan setimnya, Mohamed Salah dari Mesir. Mane pun berhak atas trofi Pemain Terbaik Afrika, menyingkirkan Salah.
Salah satu pertimbangan yang bisa mengecilkan peluang Mane adalah kegagalan di final Liga Champions.
Kedua, Salah. Salah memang menjalani musim yang Salah bersama Mesir. Dua kali kalah menyakitkan dari Senegal di laga-laga krusial. Di final Piala Afrika dan laga penentuan menuju Qatar.
Namun, Salah tetap berada di jalan yang benar menuju Ballon d'Or 2022. Modalnya adalah penampilan fenomenal di Liga Primer Inggris.
Ia menjadi mesin gol tim yang mengantarnya meraih sepatu emas bersama Son Heung-min. Dua golnya masing-masing ke gawang Manchester City dan Watford menjadi gol pilihan musim lalu.
Tidak hanya dalam urusan mencetak gol. Salah juga memuncai daftar pemberi asis. Bila lebih banyak asis itu ia konversi sendiri, maka Salah akan mengoleksi lebih banyak gol.
Seandainya Salah tidak mengalami kesialan ganda di pentas internasional, mungkin peluangnya menempel ketat Benzema semakin besar.
Ketiga dan keempat, apakah ada jagoan lain selain dari para pemain Madrid dan Liverpool? Tentu.
Kita tak bisa melupakan duan ama lain yakni Kylian Mbappe dan Robert Lewandowski.
Keduanya menjadi pemain tersubur di masing-masing kompetisi domestik yakni Ligue1 Prancis dan Bundesliga Jerman. Mbappe menjadi penyumbang asis terbanyak.
Sedangkan Lewandowski, sebelum hijrah ke Camp Nou, memenangi Sepatu Emas Eropa setelah mencetak 35 gol di Bundesliga.
Keduanya ikut andil mengantar masing-masing tim ke tangga juara liga. Hanya saja, kekurang terbesar mereka adalah gagal mendongkrak performa Paris Saint-Germain (PSG) dan Bayern Muenchen di Liga Champions.
Bagaimanapun juga, Liga Champions adalah salah satu tolak ukur utama. Kredit lebih besar akan diberikan kepada pemain yang sanggup membawa atau menjadi bagian dari pemenang.
Pertimbangan serupa yang membuat kans pemain lain seperti Kevin De Bruyne untuk memenangi Ballon d'Or 2022 menjadi kecil.
Kiprah gelandang internasional Belgia bersama Manchester City musim lalu tak perlu diragukan. Hanya sanggup mengantar City hingga semifinal, padahal nyaris ke partai puncak dengan modal kemenangan 4-3 di leg pertama namun berhasil ditelikung 6-5, bakal mengurangi peluangnya.
Bila menjadi bagian dari 100 jurnalis pilihan, apakah Anda akan terpaku dan terpukau pada Benzema atau melihat sisi lain dari salah satu dari Mane, Salah, Mbappe, Lewandowski, dan De Bruyne?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H