Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Putri Australia Juara di Kandang ASEAN, Menanti Gebrakan PSSI agar Garuda Pertiwi Tak Lagi Babak Belur Dihajar Lawan

5 Agustus 2022   13:39 Diperbarui: 6 Agustus 2022   13:18 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas wanita U-18 Australia di podium juara Piala AFF U-18 Wanita 2022 di Stadion Jakabaring Palembang, Kamis (4/8/2022): FENY SELLY/ANTARA FOTO via Kompas.com

Target ini terdengar terlalu muluk bila tidak dibarengi dengan pembenahan serius. Hanya akan manis di bibir bila tidak disusul dengan langkah konkret baik dalam menyusun peta jalan maupun pelaksanaan  secara konsekuen dan terukur di lapangan. Untuk itu dibutuhkan gebrakan dan keberpihakan serius PSSI. Tidak bisa tidak.

Pertama, dibutuhkan kompetisi berjenjang yang dikelola secara serius, profesional, dan berkelanjutan. Patut diakui, tidak seperti tim putra, sepak bola putri masih menjadi anak tiri di negeri ini.

Minimnya perhatian tidak hanya dalam penyelenggaraan kompetisi, tetapi juga dalam sepak terjang tim nasional. Di balik hasil buruk tim muda Indonesia, berhembus kabar miris soal seragam yang mereka kenakan yang dianggap masih ketinggalan.

Belum lagi soal promosi dan apresiasi baik melalui wacana positif yang masif, kebijakan strategis, hingga sokongan material.

Pandemi Covid-19 yang menerjang beberapa tahun belakangan ini seperti menegaskan mati surinya kompetisi sepak bola putri dalam negeri. Liga 1 putri dalam dua tahun terakhir tidak digelar. Alasan utama sudah seperti kita ketahui.

Tahun ini, saat Liga 1 putra mulai bergelora, tim putri belum juga menunjukkan isyarat positif. PSSI sudah merencanakan agar Liga 1 putri kembali bergulir. Namun, hingga kini seperti belum ada kejelasan.

Apakah Liga 1 putri tahun ini bakal kembali vakum, PSSI? Semoga tidak!

Kedua, memang daya tarik sepak bola putra masih lebih kuat ketimbang di sektor putri. Lebih berkembang dan maju pengelolaannya-meski tidak setali tiga uang dengan prestasinya-hingga level klub. Demikian juga, dukungan dari pihak-pihak sponsor masih lebih condong melirik sepak bola putra. 

Tidak demikian dengan sepak bola putri yang masih jauh dari perhatian. Belum menjadi magnet yang menggoda para pihak untuk ikut ambil bagian. 

Jelas, hal ini menjadi pekerjaan rumah bersama. Memasyarakatkan sepak bola putri agar bisa melahirkan banyak bibit potensial, menarik perhatian banyak pihak untuk memberikan dukungan pada pengelolaan dan pembinaan  berjenjang dan berkelanjutan baik di tingkat klub maupun tim nasional, hingga keseriusan PSSI untuk membagi perhatian sama besar terhadap sepak bola putri.

Saya membayangkan satu hal ini. Bila fenomena orang kaya dan para artis yang berlomba-lomba membeli klub-klub sepak bola terjadi juga di tim putri, maka fajar geliat industri sepak bola putri dalam negeri niscaya menyingsing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun