Kedua, kedua pelatih, Jurgen Klopp dan Pep Guardiola sesungguhnya memiliki anggapan berbeda terkait Community Shield.
Klopp tegas mengatakan Community Shield penting. Urgensinya terletak pada ambisi pelatih asal Jerman itu untuk kembali angkat trofi itu setelah terakhir kali tim itu melakukannya pada 2006 silam. Klopp ingin menambah koleksi gelarnya, melengkapi musim lalu yang hampir meraih empat gelar.
Di sisi berbeda, pada 2019 Guardiola pernah berseloroh miring tentang Community Shield. Pelatih City asal Spanyol itu menganggapnya tak berfaedah. Â
"Community Shield? Tidak ada yang menghitungnya, itu pertanyaannya, saya ingin jawaban." Demikian eks juru taktik Barcelona saat itu melansir manchestereveningnews.com.
Jelas bagi Guardiola, tidak penting mengadakan pertandingan sementara tim-tim sedang bergiat mempersiapkan musim kompetisi yang padat dan panjang.
Baginya, lebih penting bersiap untuk musim baru atau menambah waktu liburan ketimbang terlibat dalam Community Shield.
Ia pun termakan anggapan pihak lain yang tak memasukan Community Shield dalam hitungan.
"Kami telah memenangkan dua gelar musim ini (2019) dan memiliki tiga untuk dimainkan tetapi semua orang mengatakan satu. Mengapa bermain jika itu tidak masuk hitungan?"
Apakah Guardiola masih terpenjara pada penilaian masa lalu itu? Musim kemarin mereka hanya mendapat satu gelar dan musim ini masih menjadi tanda tanya, apakah Guardiola masih mengganggap inferior Community Shield?
Sekuat-kuatnya Guardiola bertahan pada anggapan itu, ia tentu akan tetap menaruh perhatian tersendiri pada Community Shield. Sekurang-kurangnya ia tidak ingin timnya menjadi bulan-bulanan Liverpool.
Ketiga, terlepas dari penilaian subjektif sejumlah pihak, kehadiran Community Shield bisa dimaknai sebagai pemanasan dalam arti sesungguhnya.