Bagaimana kita menilai aktivitas belanja Barcelona di bursa transfer musim panas ini? Bagaimana bisa klub yang terjerembab dalam jurang krisis keuangan bisa menjadi klub yang paling royal berbelanja?
Pelatih Bayern Muenchen, Julian Nagelsmann sampai tak habis pikir. Ia tak bisa memahami apa yang sedang terjadi pada klub asal Catalonia itu. Sebuah aktivitas yang ia anggap aneh, serentak gila.
Pandangan mantan juru taktik RB Leipzig ini bisa jadi ikut dipicu oleh kepergian Robert Lewandowski ke Camp Nou. Bomber Die Roten yang bisa mencetak 40 hingga 50 gol dalam semusim itu nekat meninggalkan segala kemapanan di Jerman untuk menghadapi petualangan yang penuh tantangan bersama klub yang tengah menjadi sorotan.
Barca tidak hanya merogoh kocek 45 juta euro atau sekitar Rp 680,8 miliar ditambah janji bonus 5 juta euro (sekitar Rp 75,5 miliar) untuk striker internasional Polandia itu. Dana lebih besar dikeluarkan untuk memboyong Raphinha dari Leeds United. Untuk mendapatkan tanda tangan winger asal Brasil, Barca rela mengeluarkan 58 juta euro atau ekuivalen dengan Rp 877,4 miliar.
Ditambah 5 juta Euro untuk Peblo Torre dari Racing Santander, Barca sudah mengeluarkan tak kurang dari 118 juta Euro atau Rp 1,78 triliun. Beruntung Franck Kessie dan Andreas Christensen diboyong secara gratis.
Tidak sampai di situ. Barcelona belum juga puas berbelanja. Nama Jules Kounde yang kini menjadi tumpuan Sevilla juga masuk dalam daftar prioritas. Begitu juga ambisi yang tetap terpelihara untuk mendatangkan Bernardo Silva dari Manchester City.
Bila dibanding klub-klub lain, termasuk yang kuat dan sehat secara finansial seperti City, anggaran belanja Barcelona masih lebih tinggi. The Citizen yang mendatangkan Erling Haaland dan Kalvin Phillips baru menggelontorkan sekitar Rp 1,65 triliun.
Sekali lagi, bagaimana bisa klub, yang oleh bos Bayern, Uli Hoeness, yang kalau berada di Jerman sudah disebut bangkrut masih bisa bertindak royal?
Seperti kata Nagelsmann, "Barcelona adalah satu-satunya klub yang tidak memiliki uang tetapi kemudian membeli setiap pemain yang mereka inginkan."
Klub dengan utang terbesar namun masih bisa mengeluarkan uang paling banyak. Klub yang diprediksi masih akan terseok-seok dan butuh waktu tidak singkat untuk kembali menyehatkan diri untuk lepas dari utang 1,5 miliar Euro atau sekitar Rp 22,7 triliun.