Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengancam Bruno Fernandes dan 5 Catatan Christian "Golazo" Eriksen yang Segera Berseragam Manchester United

7 Juli 2022   11:30 Diperbarui: 8 Juli 2022   09:30 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Christian Eriksen (kanan) diberi pelukan oleh Thomas Frank. (Foto: AFP/GLYN KIRK via kompas.com) 

Christian Eriksen sudah sepakat bergabung dengan Manchester United. Proses kepindahannya hanya tinggal menunggu waktu.

Beragam reaksi sudah mengemuka. Ada penggemar Tottenham Hotspur yang kecewa. Mantan pemain yang pernah tujuh musim bersama The Lilywhites dianggap tak sepatutnya bergabung dengan klub rival. Sang fan yang patah hati itu meluapkannya dengan membakar jersey bertuliskan nama pemain 30 tahun itu.

Masih dalam naga negatif. Ada yang menganggap hijrah dari Brentford tak lama setelah meninggalkan Inter Milan sebagai sebuah lompatan yang aneh, untuk mengatakan tak sepatutnya.

Bencana yang dialami di Piala Eropa 2020 silam seharusnya mempengaruhi penampilannya. Ia dianggap tak lagi cukup kompetitif di klub sebesar Manchester United. Apalagi bila sampai harus diikat dengan kontrak tiga tahun.

Di sisi berbeda, dukungan kepada Eriksen terus bermunculan. Baik datang dari pengamat maupun mantan pemain Setan Merah.

Kehadirannya dianggap bisa memberi warna tersendiri. Kematangannya dalam bermain dan sikap hidup yang ditunjukkan di luar lapangan adalah aset penting yang masih bisa dimaksimalkan.

Eriksen adalah pemain yang sungguh fokus pada sepak bola. Baginya popularitas bukan prioritas. Ia bermain bola sekuat-kuatnya untuk menikmati dan menghibur penggemar. Bukan untuk dipublikasikan di sosial media demi mendapat sanjungan dan membuat namanya melambung.

Soal keteladanan ini United juga memiliki sejumlah pemain yang bisa ditiru. Eriksen pun bukan sosok sempurna seperti malaikat yang tanpa cela.

Karena itu, berbagai pembicaraan akan lebih teknis terkait sejauh mana peran pemain tersebut dalam rencana baru Erik ten Hag. Pelatih anyar asal Belanda itu sedang membangun kembali kekuatan United.

Mendatangkan Eriksen yang menjadi pemain bebas setelah tiga bulan bersama Brentford adalah bagian dari perwujudan rencana besar mantan juru taktik Ajax Amsterdam itu. Lantas, bagaimana Ten Hag menempatkan Eriksen dalam skema permainan United?

Pertama, Eriksen yang masih menyandang pemain internasional Denmark sudah memahami seluk beluk Liga Primer Inggris. Ia adalah playmaker bagi Tottenham Hotspur sejak 2013 hingga 2020. Di sana ia mendapat julukan Golazo untuk gol-gol yang selalu ia ceta dengan indah dan di momen-momen krusial.

Eriksen sebenarnya adalah pemain serba bisa. Ia tidak hanya ditakdirkan untuk mengisi posisi tersebut. Ada sejumlah posisi lain di lini tengah yang bisa ia mainkan. Erik ten Hag bisa memberinya salah satu tempat kepadanya.

Kedua, terkait posisi, setidaknya bisa mengerucut ke tiga tempat. Eriksen bisa menempati pos yang saat ini menjadi langganan Bruno Fernandes.

Posisi menyerang yang menjadikan Eriksen sebagai primadona. Hal ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada Bruno.

Kreativitas Eriksen sudah terbukti dan masih ia buktikan ketika bergabung dengan Brentford. Melansir, manchestereveningnews.com, hanya Martin Odegaard dan Kevin de Bruyne yang menciptakan lebih banyak peluang dari Eriksen di Liga Primer Inggris musim lalu.

Kehadiran Eriksesn bisa menjadi penopang di lini tengah United. Ia bisa berbagi menit bermain dengan Bruno di tengah padatnya jadwal pertandingan. Erik ten Hag memiliki satu opsi penting saat melakukan rotasi.

Ketiga, posisi lain yang bisa dimainkan Eriksen adalah sebagai "deep-lying playmaker". Ini merupakan peran lama yang pernah ia mainkan, termasuk saat menjadi bagian dari armada Antonio Conte di Inter Milan.

Eriksesn menjadi satu dari tiga pemain tengah. Di sisi berbeda posisinya bisa lebih ke dalam. Berada di depan barisan pertahanan.

Hadirnya Eriksen memungkinkan Ten Hag untuk mengkreasi sejumlah formasi. Ia bisa menerapkan pendekatan 4-3-3, alih-alih 4-2-3-1. Formasi United bisa diracik secara lebih cair dan dinamis menyesuaikan dengan kebutuhan dan lawan yang akan dihadapi.

Keempat, pemain sayap kanan. Kepergian Juan Mata adalah kehilangan bagi United. Namun, Eriksesn bisa menjadi solusi untuk menambal celah yang ditinggalkan pemain senior asal Spanyol itu.

Eriksen mungkin tak lagi cepat seperti dahulu. Mobilitasnya pun mulai berkurang. Namun, menempatkan Eriksen di posisi yang ditinggalkan Mata bukan keputusan yang buruk.

Sebab, naluri dan kecerdasan Eriksen untuk membelah pertahanan belum juga berkurang.

Kelima, dari berbagai alternatif di atas, mana posisi paling mungkin bagi Eriksen? Menggusur Bruno dari daftar pilihan utama Ten Hag sepertinya mustahil.

Posisi Bruno masih akan tak tergantikan. Ten Hag bakal memasukannya dalam starting line-up di lini tengah. Saat berada dalam performa terbaik, Bruno sangat berpengaruh bagi United.

Namun, Eriksen tidak diboyong ke Old Trafford untuk menjadi cadangan permanen. Kemampuannya masih bisa dipakai Ten Hag.

Perjuangan keras bangkit dari situasi batas yang dialami di Piala Eropa edisi mutakhir adalah pesan yang tidak bisa tidak ditangkap oleh Ten Hag dan para pemain United lainnya. Betapa ia adalah sosok pekerja keras yang masih memiliki cinta yang besar pada dunia sepak bola.

Ia belum mengucapkan kata menyerah. Begitu juga saat berkata ya pada United, ia akan membuktikannya nanti. Bersaing menjadi pemain reguler. Sejauh dapat menjadi starter.

Walau tidak sedikit perjalanan Eriksesn dari Brentford ke Manchester diwarnai pesimisme, Eriksen sudah, sedang, dan akan terus menunjukkan bahwa dia belum tamat. Menjadi tokoh kunci bersama Spurs beberapa tahun lalu adalah rekam jejak yang ingin terus ia jaga.

Konsistensinya adalah salah satu hal utama yang Erikses peragakan. Mencetak 69 gol dan mengkreasi 90 asis dalam 305 penampilan adalah peninggalannya yang akan selalu dikenang Spurs.

Beda halnya dengan Bruno. Mencetak 10 gol dan 13 asis musim lalu adalah penurunan pencapaian dan level permainannya dalam satu setengah musim sebelumnya.

Kehadiran Eriksen dalam barisan skuad Erik Ten Hag adalah upayanya untuk menulis lanjut cerita mengesankannya di Liga Primer Inggris. Sebuah keuntungan bagi Ten Hag, sekaligus tantangan bagi para pemain United lainnya, tidak terkecuali Bruno Fernandes.

Mari menanti sang "golazo" mengukir momen-momen indah di Old Trafford!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun