Eriksen sebenarnya adalah pemain serba bisa. Ia tidak hanya ditakdirkan untuk mengisi posisi tersebut. Ada sejumlah posisi lain di lini tengah yang bisa ia mainkan. Erik ten Hag bisa memberinya salah satu tempat kepadanya.
Kedua, terkait posisi, setidaknya bisa mengerucut ke tiga tempat. Eriksen bisa menempati pos yang saat ini menjadi langganan Bruno Fernandes.
Posisi menyerang yang menjadikan Eriksen sebagai primadona. Hal ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada Bruno.
Kreativitas Eriksen sudah terbukti dan masih ia buktikan ketika bergabung dengan Brentford. Melansir, manchestereveningnews.com, hanya Martin Odegaard dan Kevin de Bruyne yang menciptakan lebih banyak peluang dari Eriksen di Liga Primer Inggris musim lalu.
Kehadiran Eriksesn bisa menjadi penopang di lini tengah United. Ia bisa berbagi menit bermain dengan Bruno di tengah padatnya jadwal pertandingan. Erik ten Hag memiliki satu opsi penting saat melakukan rotasi.
Ketiga, posisi lain yang bisa dimainkan Eriksen adalah sebagai "deep-lying playmaker". Ini merupakan peran lama yang pernah ia mainkan, termasuk saat menjadi bagian dari armada Antonio Conte di Inter Milan.
Eriksesn menjadi satu dari tiga pemain tengah. Di sisi berbeda posisinya bisa lebih ke dalam. Berada di depan barisan pertahanan.
Hadirnya Eriksen memungkinkan Ten Hag untuk mengkreasi sejumlah formasi. Ia bisa menerapkan pendekatan 4-3-3, alih-alih 4-2-3-1. Formasi United bisa diracik secara lebih cair dan dinamis menyesuaikan dengan kebutuhan dan lawan yang akan dihadapi.
Keempat, pemain sayap kanan. Kepergian Juan Mata adalah kehilangan bagi United. Namun, Eriksesn bisa menjadi solusi untuk menambal celah yang ditinggalkan pemain senior asal Spanyol itu.
Eriksen mungkin tak lagi cepat seperti dahulu. Mobilitasnya pun mulai berkurang. Namun, menempatkan Eriksen di posisi yang ditinggalkan Mata bukan keputusan yang buruk.
Sebab, naluri dan kecerdasan Eriksen untuk membelah pertahanan belum juga berkurang.