Untuk itu, pebulutangkis 24 tahun itu mengambil keputusan berani untuk menarik diri dari pesta olahraga persemakmuran yakni Commonweath Games XXII atau Birmingham 2022 yang akan digelar di Birmingham, Inggris, sejak akhir Juli hingga awal Agustus nanti.
Keputusan itu sontak memantik reaksi luas. Tidak sedikit yang mempertanyakan nasionalisme dan patriotismenya untuk menempatkan kepentingan bangsa di atas segalanya.
Di sisi berbeda, ada yang tetap mendukung pemain ranking 5 BWF itu untuk bebas memutuskan agenda pertandingan. Itulah sebabnya ia lebih memilih menyandang status sebagai pemain independen ketimbang terikat di tim nasional.
Berbicara kepada media Malaysia, Lee dengan tegas menyatakan dirinya sama sekali tidak terpengaruh dengan berbagai suara miring.
"Saya ingin fokus pada badminton, hanya badminton. Saya tidak mau terlibat dalam semua pemberitaan ini," tegasnya melansir badmintonplanet.com.
Pemain kelahiran Alor Setar itu lebih memilih fokus mempersiapkan diri sebelum tampil di kandang sendiri setelah dua tahun tak menggelar turnamen resmi.
"Saya akan bekerja keras dan berharap bisa meraih hasil yang bagus. Pada titik ini, saya tidak mau terlalu memikirkan tentang lawan-lawan saya. Sebab, saya percaya, lawan terbesar adalah diri sendiri."
Balas dendam Ginting
Lee Zii Jia dan Anthony Sinisuka Ginting diharapkan mempersiapkan diri lebih serius untuk menghadapi persaingan di sektor tunggal putra, terutama untuk menghentikan konsistensi Viktor Axelsen.
Seperti kita tahu, pemuncak ranking BWF itu begitu perkasa di Istora. Ia konsisten menjaga nama Denmark dengan sapu bersih gelar di Jakarta.
Jelas, para pemain muda di atas dianggap memiliki modal untuk meruntuhkan dominasi pemain 28 tahun.