Bila penggemar badminton Indonesia seperti sudah kehabisan kata-kata untuk sektor tunggal putri, tidak demikian dengan tunggal putra.
Sektor tunggal putri memang masih berjuang keras untuk bisa setidaknya menempatkan salah satu wakil di lingkaran 15 besar dunia. Sektor ini menjadi yang terlemah di antara sektor-sektor lain.
Sementara tunggal putra dengan dua wakil berada di jajaran elite dunia, tepatnya posisi 10 besar, terus ditekan untuk meningkatkan performa dan bisa lebih konsisten.
Sektor ini kerap menjadi sorotan belakangan ini. Sejumlah legenda badminton Indonesia angkat bicara dan terkadang dengan nada yang cukup keras. Salah satunya adalah Taufik Hidayat.
Berbicara kepada duo senior-junior Denmark, Hans-Kristian Solberg Vittinghus dan Anders Antonsen yang dipublikasikan di channel Youtube The Badminton Experience beberapa waktu lalu, Taufik Hidayat menilai sektor tunggal putra belum menunjukkan hasil maksimal.
Para pemain seperti Anthony Sinisuka Ginting diakui mempunyai teknik yang bagus, tetapi tidak dengan mental.
Penampilan mereka belum konsisten. Peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu menilai sudah seharusnya Ginting dan Jonatan Christie, dua tunggal putra teratas, bisa bersaing di turnamen-turnamen elite.
"Jika dilihat tunggal putra kemarin prestasinya (Thomas Cup), kalau (juara) series (turnamen BWF World Tour) juga bukan yang level Super 1.000," demikian pria 40 tahun itu.
Yang dikatakan si raja backhand smes itu memang cukup menohok. Kata-katanya bisa dianggap sebagai palu yang menghujam, serentak sentilan yang memprovokasi bagi para pemain dan tim pelatih untuk unjuk gigi.
Mari kita lakukan kilas balik penampilan sektor tunggal putra dalam dua turnamen terakhir di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta: Indonesia Masters Super 500 dan Indonesia Open Super 1000.