Perasaan senang karena bisa kembali "Ngistora" kemudian berakhir sesal. Momota jelas sedih. Ia tahu banyak fannya di tanah air ingin melihat ia mengayunkan raket sampai jauh. Ia tak bisa mengulangi kenangan indah saat menjuarai Indonesia Masters 2021.
"Padahal saya ingin sekali memainkan lebih banyak pertandingan di Indonesia, tapi ya begitulah," aku Momota.
Tumbangnya Juara Olimpiade
Tahun ini tak seperti tahun kemarin. Saat itu, Lee Yang/Wang Chi-Lin begitu digdaya. Pasangangan Taiwan ini hampir tak terkalahkan di awal tahun. Tiga gelar dalam tiga minggu di tur Asia.
Catatan apik itu kemudian membawa mereka ke podium juara ganda putra Olimpiade Tokyo 2020.
Situasi berbanding terbalik kali ini. Belum ada prestasi yang mereka torehkan selain dua kali mencaia babak perempat final, sebelum menuai hasil lebih memilukan di Indonesia Open 2020. Keduanya tersingkir di babak kedua.
Lee/Wang tak bisa berbuat banyak saat menghadapi pasangan muda tuan rumah, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Dukungan penuh suporter tuan rumah pada juara All England 2022 itu rupanya cukup mempengaruhi penampilan Lee/Wang. Keduanya tak bisa mengimbangi laju Pram/Yere di set penentu.
Pram/Yere menang 21-16, 17-21, dan 21-14 dalam tempo 55 menit membuat unggulan keempat itu harus gigit jari. Mereka tak bisa membuktikan diri sebagai raksasa tangguh.
"Serangan mereka sangat bagus. Kami memiliki beberapa batasan dalam permainan kami, servis kami tidak bagus dan itu membuat kami berada di bawah tekanan."
Begitulah Wang mengevaluasi pertandingan ini kepada situs resmi BWF. Kekalahan yang menghadirkan kegembiraan bagi Pram/Yere bisa merasakan perempat final pertama sepanjang karier mereka di turnamen yang kini berada di level Super 1000 itu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!