Begitu juga di gim kedua. Kehilangan lima poin pertama, Bass/Popor akhirnya mampu mengejar ketertinggalan menjadi 14-14. Namun, "penyakit" yang sama kembali menghinggapi pasangan Gajah Putih ini sehingga akhirnya menyerahkan tiket babak 16 besar kepada pasangan yang semula kurang dijagokan itu.
"Saya senang bisa di sini, tetapi pada akhirnya kami kalah di babak 32 besar. Kami harus mencoba lebih keras lagi untuk bermain lebih baik dari hari ini," tegas Popor lagi.
Momota Out
"Saya sedih sekaligus kesal karena langsung kalah di babak pertama, di depan penggemar saya sendiri di Indonesia."
Salah satu daya tarik turnamen elite adalah mengharapkan pertemuan antarpemain atau antarpasangan yang bakal menghadirkan pertarungan ketat, sarat rivalitas, dan bisa dikategorikan "musuh bebuyutan."
Kento Momota versus Anthony Sinisuka Ginting, salah satunya. Duel yang oleh netizen Tanah Air diberi tajuk MomoGi ini ternyata batal tersaji di Istora.
Sebab, Momota harus angkat kaki lebih dini. Unggulan kedua itu tersisih di babak 32 besar. Mantan nomor satu BWF itu tak bisa meladeni pemain non-unggulan dari Denmark, Rasmus Gemke.
Momota yang selalu menang dalam lima pertemuan sebelumnya, mendapat perlawanan sangat ketat. Keduanya bertarung selama 82 menit, sebelum Gemke merebut tiket ke babak berikut berkat kemenangan, 21-19 19-21 21-14.
Performa Momota sedang tak menentu. Menghadapi Gemke, Momota kesulitan di gim penentu. Seperti yang ia katakan usai pertandingan, melansir Antara, "Stamina saya berkurang di gim ketiga dan saya benar-benar kelelahan di gim penentu."
Tidak hanya di laga ini. Keperkasaan Momota mulai berkurang di berbagai kompetisi yang diikuti belakangan ini. Kita tak melihat Momota yang bertenaga, ulet, presisi, dan gahar seperti saat dua kali menjadi juara dunia yakni 2018 dan 2019 lantas terus memuncaki ranking dunia sebelum diambil Viktor Axelsen.
Belum ada gelar yang mengisi lemari prestasinya sepanjang tahun ini. Penampilan terbaiknya tahun 2022 adalah menjadi perempatfinalis All England.