Greys yang menjadi tokoh kunci terlibat dalam pertandingan tiga lawan tiga, dua lawan dua, dan empat lawan empat.
Mula-mula ia bepasangan dengan  Anthony Sinisuka Ginting dan pemain ganda putra Taiwan, Wang Chi Lin. Lawan mereka adalah Hendra Setiawan, Jonatan Christie, dan tunggal putri Taiwan, Tai Tzu Ying.
Di gim kedua, Greys bertandem dengan pemain ganda campuran Jepang, Yuta Watanabe. Keduanya menghadapi duet Sapsiree Taerattanachai dari Thailand dan Wang Yilyu asal China.
Sebelum seremoni berakhir, Greys ambil bagian bersama Jongkolphan Kititharakul (Thailand), Shin Seung Chan (Korea Selatan), Thinaah Muralitharan (Malaysia) menghadapi Gabriela Stoeva (Bulgaria), Ashwini Ponnappa (India), Misaki Matsutomo (Jepang), dan Huang Dongping (China).
Tim Greys menjadi pemenang dengan skor akhir 7-5.
Pertandingan itu sungguh menghibur. Para pemain tidak hanya mengejar poin. Mereka juga berlomba-lomba melepaskan "trick shoot."
Gelak tawa menggema di Istora menyambut aksi kocak para pemain menghadapi pertandingan yang tak lazim itu. Hiburan atas air mata Greys, Apriyani Rahayu, dan para penggemarnya.
Sebelum laga hiburan, Greys mencurahkan isi hatinya secara singkat. Pemain yang sering berganti pasangan mulai dari Heni Budiman, Jo Novita, Meiliana Jauhari, Vita Marissa, Nitya Krishinda Maheswari, hingga Apriyani Rahayu, tak kuasa menitikan air mata saat mengucapkan kata-kata perpisahan.
Selam tiga dekade menjalani jatuh-bangun sebagai atlet badminton. Puluhan gelar sudah ia raih dan berpuncak pada medali emas Olimpiade Tokyo 2020 bersama juniornya, Apriyani Rahayu.
"Seperti yang Pak Menteri Zainudin bilang bahwa darah saya adalah bulu tangkis. Saya hanya hidup lima tahun tidak bulu tangkis, 30 tahun itu bulu tangkis."
Begitulah ringkasan atas sepak terjang sang legenda.