Muda dan cemerlang. Itulah sebagian kata kunci untuk Kylian Mbappe. Bintang 23 tahun yang baru saja membuat dua klub besar jatuh dalam perasaan berbeda. Minggu (22/5/2022) dini hari WIB adalah hari sukacita bagi kubu Paris Saint Germain (PSG) dan momen patah hati di pihak Real Madrid.
Adalah hal biasa pemain datang dan pergi. Laku jual-beli pemain bukan sesuatu yang aneh. Bursa transfer sudah jadi rutinitas saban tahun. Kejutan dan penyesalan hampir selalu berpelukan.
Mengapa PSG harus mempertahankan Mbappe dan Madrid seperti tak putus mengejarnya?
Madrid sudah jatuh hati sejak Mbappe berusia 11 tahun. Ketertarikan El Real semakin bertambah dari musim ke musim. Dalam 12 tahun terakhir, Mbappe adalah target yang harus diboyong ke Spanyol. Upaya yang dilakukan secara serius mulai 2011, 2016, 2017, 2021, hingga musim panas ini ternyata masih bertepuk sebelah tangan.
Memang Madrid tidak salah bidik. Potensi besar sudah terlihat sejak belia. Kualitasnya kini sudah tak diragukan lagi. Ia menjadi salah satu pemain muda paling berbakat di planet ini. Ia sudah, sedang, dan akan terus berkembang.
Memiliki Mbappe adalah sebuah kemewahan. Tidak hanya dalam urusan mencetak gol, tetapi juga sebagai aset investasi di masa depan.
Tidak heran bila masing-masing pihak datang dengan tawaran menggiurkan. Bila pergi dari Parc des Princes, Mbappe akan mendapat tak kurang dari 350 juta euro atau sekitar Rp 5,46 triliun. Madrid bersungguh-sungguh soal itu. Mereka sudah melakukan penghematan dalam beberapa tahun terakhir demi memboyong Mbappe ke Santiago Bernabeu.
Angka tak kalah besar juga menanti Mbappe setelah teken kontrak baru bersama Les Parisien. Bonus perpanjangan kontrak senilai 300 juta euro (setara Rp 4,68 triliun), gaji bersih sekitar 100 juta euro per tahun (kurang lebih Rp 1,56 triliun) plus berbagai privilese lain yang tidak dimiliki semua pemain. Ia bisa ikut bersuara terkait nasib pelatih dan para pemain. Ia layaknya "bos kecil" di PSG.
Bila dilihat sekilas, pundi-pundi keuangannya akan segera bertambah banyak. Pesepakbola dengan bayaran tertinggi di dunia. Seorang "crazy rich" di usia muda.
Tentu ada yang menduga Mbappe memilih menerima kontrak tiga tahun hingga 2025 karena uang. Mbappe lebih tergiur pada fulus ketimbang peluang untuk berkembang dengan besar dan kaya prestasi hampir di semua level.