Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

3 Sebab Thailand Kawinkan Medali Emas Beregu dan Kans Indonesia Tebus Kegagalan di Nomor Perorangan

18 Mei 2022   22:10 Diperbarui: 19 Mei 2022   20:01 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rangkuman perolehan medali cabang olahraga badminton sepanjang perhelatan SEA Games: wikipedia

Tidak hanya memutus tren medali emas beregu putra Indonesia setelah mengalahkan Malaysia dengan skor telak 0-3 di partai pamungkas, Thailand juga menjaga dominasi di beregu putri.

Sejak SEA Games 2011 di Jakarta, tim putri Thailand tidak pernah kehilangan medali emas beregu putri.  Tim putri Thailand sudah delapan kali menduduki podium tertinggi, mulai mengejar Indonesia yang sudah mengoleksi 14 medali emas.

Namun, superioritas beregu putri Indonesia mulai tergantikan sejak 2001 setelah menjadi langganan medali emas sejak 12 edisi sebelumnya (sejak edisi 1977). Setelah Singapura dan Thailand mengakhiri dominasi tim putri Indonesia dengan bergantian meraih emas di 2003 dan 2005, Indonesia sempat kembali menggondol emas pada 2007.

Sayangnya, itulah kesempatan terakhir kita melihat para srikandi Merah Putih mengumandangkan Indonesia Raya dengan medali emas di leher. Malaysia menjuarai edisi 2009 dan di edisi selanjutnya hingga kali ini, posisi Thailand belum tergeser.

Kejayaan tim putri Indonesia adalah masa lalu. Thailand yang sudah mengoleksi tujuh emas dari beregu putri, bakal perlahan-lahan mengejar Indonesia.

Sejumlah sebab

Pada edisi kali ini, baik tim putra maupun tim putri Indonesia, kesulitan bersaing dengan tim Thailand karena sejumlah alasan.

Pertama, perbedaan kedalaman skuad. Thailand tetap mengutus sejumlah pemain elite untuk mendampingi para pemain pelapis.

Di nomor tunggal putra, Thailand menyertakan Kunlavut Vitidsarn, pemain muda yang kini berada di ranking 18 BWF.

Pemain yang karib disapa View itu baru berusia 21 tahun, tetapi ia sudah bersaing di papan atas. Mantan peringkat satu di level junior itu terlihat bukan lawan sepadan bagi para pemain pelapis Indonesia seperti Chico Aura Dwi Wardoyo.

Chicho yang kini berada di ranking 44 dunia, tak bisa berbuat banyak saat meladeni View di semifinal SEA Games 2022. Para pemain tunggal lainnya seperti Christian Adinata dan Bobby Setiabudi masih berada di luar lingkaran 100 besar dunia. Christian (ranking 156) kalah telak dari pemain muda Thailand yang berada di posisi 30 BWF, Sitthikom Thammasin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun