Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liverpool ke Puncak Liga Champions, Mampukah Real Madrid Gagalkan "All English Final"?

4 Mei 2022   09:14 Diperbarui: 4 Mei 2022   09:30 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fabinho (tengah) merayakan golnya ke gawang Villarreal di Estadio de la Ceramica, Rabu (4/5/2020) dini hari WIB: AFP/ PAUL ELLIS via Kompas.com

Tiket pertama final Liga Champions 2021/2022 akhirnya menjadi milik Liverpool. The Reds meraihnya berkat keunggulan agregat 5-2 atas Villarreal.

Setelah meraih kemenangan 2-0 di leg pertama di Anfield, The Reds harus menderita di pertandingan kedua di La Ceramica, Rabu (4/5/2022) dini hari WIB.  

Skuat Kapal Selam Kuning yang sebelumnya menjegal Juventus dan Bayern Muenchen tidak begitu saja merelakan kesempatan berlaga di Stade de France, di Saint-Denis, Prancis yang menjadi final pertama mereka di turnamen elite antarklub di Eropa itu.

Seperti Jurgen Klopp prediksi, mereka memang harus siap menghadapi kesulitan yang bakal dihadirkan tuan rumah. Babak pertama memperlihatkan bagaimana serangan Kapal Selam Kuning membuat mereka karam.

El Madrigal begitu bising dan membuat Villarreal semakin bergairah. Kegairahan itu kemudian dibuktikan dengan gol cepat Boulaye Dia saat laga baru berjalan tiga menit.  Gol ini tidak lepas dari umpan Etienne Capoue.

Sebelum turun minum, tepatnya di menit ke-41, giliran Francis Coquelin mencatatkan namanya di papan skor. Mantan gelandang Arsenal itu sukses mengkonversi "crossing" Capoue. Gol kedua ke gawang Allison Becker ini membuat agregat kedua tim menjadi sama kuat.

Sebelum gol kedua, tuan rumah, nyaris mendapat keuntungan seandainya pelanggaran Alisson pada Giovani Lo Celso di kotak terlarang berbuah hadiah penalti.

Babak pertama memperlihatkan bagaimana Liverpool yang bingung dan kerepotan dengan kecepatan dan kengototan tuan rumah. Unai Amery seperti sudah menanamkan mental pemenang ke dalam diri para pemain agar tak pernah gentar menghadapi sang raksasa.

Sementara, Klopp harus berpikir keras bagaimana mengatasi awal yang buruk, keluar dari tekanan, mengejar defisit dua gol, dan melakukan "comeback."

Kehadiran Luis Diaz memang menjadi berkah bagi Si Merah. Pemain yang belum lama bergabung itu langsung memberi pengaruh setelah menggantikan Diogo Jota di menit ke-46. Akselerasi, kecepatan, dan daya jelajahnya yang begitu tinggi membuat lini belakang tuan rumah kerepotan.

Titik balik tim tamu dimulai ketika tembakan keras Fabinho di menit ke-62 berhasil mengoyak gawang Geronimo Rulli.

Lima menit berselang, Diaz menyempurnakan performa apiknya, yang kemudian diganjar predikat pemain terbaik di laga ini, dengan menuntaskan umpan silang Trent Alexander-Arnold untuk membuat kedudukan menjadi sama kuat dan kembali menempatkan satu kaki Liverpool ke partai final.

Dan predikat Liverpool sebagai "raja" comeback kembali ditunjukkan di menit ke-74. Striker internasional Senegal, Sadio Mane seperti tanpa kesulitan membobol gawang Rulli sekaligus membawa Liverpool sungguh keluar dari kesulitan.

Lima menit terakhir, perjuangan tuan rumah mengejar ketertinggalan semakin berat setelah kehilangan Capoue. Pemain yang tampil cemerlang di paruh pertama dan hampir saja menjadi pahlawan itu kemudian berubah status menjadi pesakitan setelah mendapat kartu kuning kedua.

Tuan rumah dengan sisa-sisa kekuatan dan semangat dari pinggir lapangan berusaha mencari kesempatan. Namun, Liverpool sudah mendapatkan kembali keseimbangan dan soliditas sudah kembali terbentuk seperti benteng yang sulit ditembus.

Ya, secara keseluruhan Liverpool menguasai pertandingan dengan 56 persen penguasaan bola dan melepaskan lima tembakan tepat sasaran dari 15 kali percobaan. Tuan rumah berusaha memanfaatkan kecanggungan tim tamu menghadapi atmosfer La Ceramica dengan memaksimalkan dua "shots on target" menjadi gol dari lima upaya.

Menjemput "Quadruple"

Satu tahap lagi Liverpool akan menambah koleksi gelar musim ini. Setelah merengkuh Carabo Cup atau Piala Liga Inggris melalui drama adu penalti atas Chelsea pada Februari lalu, Jordan Henderson dan kawan-kawan berpeluang menambah tiga gelar lagi dari Liga Primer Inggris, Piala FA, dan Liga Champions.

Persaingan di Liga Primer Inggris masih ketat dengan posisi Liverpool tertinggal satu angka dari Manchester City. Chelsea kembali menjadi saingan untuk meraih trofi Piala FA pada laga final di Stadion Wembley pada pertengahan bulan ini.

Sementara Manchester City atau Real Madrid bakal menguji sejauh mana ketangguhan The Reds melewati begitu banyak rintangan untuk menjadi juara Eropa pada Sabtu, 28 Mei waktu setempat nanti.

Liverpool yang menginjak final ke-10 sekaligus menyejajarkan diri dengan tim-tim besar seperti Real Madrid dengan penampilan dua digit di partai pamungkas Liga Champions mengincar gelar ketujuh.

Klopp ingin agar "Si Kuping Lebar" kembali mengisi lemari prestasi tim asal kota pelabuhan itu setelah kesuksesan pada 1977, 1978, 1981, 1984, 2005, dan terakhir kali pada 2019 silam.

Hanya Celtic yang mampu meraih empat gelar dalam satu tahun kalender pada 1966/1967 yakni  Piala Eropa, gelar liga, piala dan piala liga.

Liverpool sedang menyempurnakan sejarah baru. Setelah mengukir cerita sebagai tim Inggris pertama yang mencapai final kompetisi Eropa, plus Piala FA, dan Piala Liga di musim yang sama, The Reds ingin semuanya berakhir manis. Mematahkan sejarah belum ada tim Inggris yang mampu meraih "quadruple" atau empat gelar dalam semusim.

"All English Final"?

Ini pertanyaan besar yang akan terjawab pada Kamis, (5/5/2022) dini hari WIB nanti. Estadio Santiago Bernabeu akan menjadi panggung pertarungan akhir antara Real Madrid versus Manchester City.

Tim yang disebutkan kedua memiliki modal kemenangan 4-3. Penampilan City yang begitu apik, mungkin  menjadi penampilan terbaik mereka di Liga Champions, di Etihad Stadium beberapa waktu lalu, memang seharusnya tidak berakhir dengan skor ketat begitu.

Namun, performa armada Pep Guardiola di laga itu memberikan alarm bagi Carlo Ancelotti untuk mempersiapkan diri lebih baik bila tidak ingin kembali menderita.

City sungguh bersemangat untuk mencapai final Liga Champions kedua secara beruntun dan ingin mencapai klimaks dan tidak ingin kegagalan di tangan Chelsea musim lalu kembali terjadi.

Madrid musim ini sudah menorehkan dua cerita "comeback" sensasional. Menghadapi Paris Saint-Germain dan Chelsea, dua tim yang juga masuk daftar unggulan.

Apakah Ancelotti, mantan pelatih Everton itu, akan mengulanginya sekaligus membuat final 2018 terulang lagi?

Sebagai pengingat, Madrid adalah pemenang edisi 2018 di Stadion NSC Olimpiyskiy di Kiev, Ukraina. Los Blancos mengalahkan Liverpool di final dengan skor 3-1. Saat itu Gareth Bale menjadi "man of the match" dan Zinedine Zidane berada di kursi pelatih.

Bagi Liverpool final itu menjadi laga pamungkas yang menyakitkan, seperti tiga final lainnya. Bukan semata-mata karena hasil akhir yang pahit, tetapi bagaimana  dua kesalahan penjaga gawang, Loris Karius pada akhirnya membuat mereka menangis.

Atau, Madrid harus rela melihat dua tim Inggris kembali beradu di partai final seperti musim sebelumnya?

Madrid tentu tidak akan membiarkan itu terjadi. Madrid ingin melanjutkan dominasi di kancah Eropa dengan gelar ke-14 setelah akhir pekan lalu berpesta untuk juara LaLiga.

"Tapi kami akan memiliki keunggulan sebagai tuan rumah dan kami akan agresif seperti biasa. Kami memiliki kualitas di depan yang memberi kami kemewahan untuk berani menyerang."

Begitu target Ancelotti melansir bbc.com, salah satu manajer tersukses baik sebagai pemain maupun pelatih. Setelah memecahkan rekor "La Decima," Don Carlo ingin menandai era kedua kepelatihannya di Madrid dengan gelar utama itu.

Seperti itu juga kapasitas Guardiola yang memiliki rencana tersendiri guna mempertahankan keunggulan dan menjaga tren positif untuk mulai mengukir periode emasnya di Manchester seperti kala bersama Barcelona dengan gelar Liga Champions.

Pertemuan dua juru taktik hebat ini akan menjadi tontonan menarik di lapangan pertandingan nanti.

Selamat menyaksikan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun