Hal ini juga terlihat saat menghadapi senior mereka di babak semifinal, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Fajar/Rian yang dijagokan di tempat keempat harus mengakui keunggulan Pram/Yere setelah bertarung tiga gim, 20-22, 21-13, dan 18-21. Fajar/Rian harus puas dengan medali perunggu, bersama pasangan Malaysia lainnya, Goh Sze Fei/Nur Izzuddin.
Pram/Yere menjadi satu-satunya wakil yang meraih medali emas bagi Indonesia. Pencapaian ini mengikuti jejak Markis Kido/Hendra Setiawan yang menjadi juara pada edisi 2009.
Tiga belas tahun lamanya Indonesia menanti kembali menjadi kampiun Asia. Pram/Yere yang kurang diunggulkan dibandingkan tiga pasangan ganda putra yang dikirim ke Filipina yakni Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan, Fajar/Rian, dan juara All England 2022, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri.
Kemenangan Pram/Yere menunjukkan rantai regenerasi ganda putra yang semakin terjaga. Tahun ini sektor ganda putra sudah menyumbang sejumlah gelar baik dari Bagas/Fikri, maupun Fajar/Rian. Setelah periode emas Hendra/Ahsan, Indonesia memiliki banyak penerus dengan kualitas mumpuni.
Jojo runner-up
Indonesia mengirim dua wakil ke partai pamungkas. Sayangnya, Jonatan Christie yang tampil partai terakhir gagal menggandakan keunggulan Indonesia.
Jojo, unggulan keempat, belum mampu mengatasi perlawanan Lee Zii Jia. Tunggal putra Malaysia yang diunggulkan di tempat ketiga itu berhasil menyudahi perlawanan Jojo dalam dua gim, 21-17 23-21.
Dalam lima pertemuan sebelumnya, Jojo berhasil menang empat kali. Namun, sebelum pertemuan ini, Jojo takluk di ajang All England 2020, 15-21 13-21.
Setelah kehilangan set pertama, Jojo mampu mengawali gim kedua dengan keunggulan 7-5. Namun, Lee berhasil mengejar dan unggul tipis, 10-11 di interval.
Setelah itu, kedua pemain terus kejar mengejar angka hingga kedudukan imbang, 15-15. Lee terlihat semakin nyaman dan kian sulit ditembus. Beberapa kali, penerus Lee Chong Wei itu mampu mengembalikan kok walau dalam posisi sulit.
Lee memimpin 16-19. Jojo berusaha menjaga fokus hingga mampu menyamakan kedudukan 19-19, lalu 20-20 dan 21-21. Lee akhirnya bisa merebut dua poin kemenangan.
Gelar juara ini menjadi pencapaian tersendiri bagi Lee dan badminton Malaysia. Lee Zii Jia menjadi orang pertama Malaysia sejak Chong Wei pada 2016 yang menjadi juara Asia.