Ia tahu bagaimana menyalurkan DNA juara klub itu seperti yang dilakukannya saat memenangkan lima gelar utama dalam dua tahun periode pertamanya antara 2013 hingga 2015. Saat itu, Madrid meraih "La Decima" atau gelar Liga Champions ke-10.
Secara pribadi, Ancelotti kemudian menunjukkan diri sebagai pelatih paling sukses di Eropa. Kesuksesan itu mengacu pada kemampuannya untuk bisa menjadi juara walau harus wira wiri di semua liga utama Eropa: LaLiga, Liga Inggris, Serie A, Bundesliga Jerman, dan Ligue 1 Prancis.
Apakah ada pelatih lain yang bisa menjadi juara di lima liga top Eropa? Tidak. Hanya Don Carlo seorang.
Sebelum meraih gelar LaLiga bersama Madrid, Ancelotti sudah merasakan manisnya menjadi kampiun Liga Italia, Liga Prancis, Liga Inggris, dan Liga Jerman.
Melansir data Dailymail.co.uk, Ancelotti meraih gelar liga pertama sebagai manajer pada 2004. Klub yang membuka keran gelarnya adalah AC Milan. Klub Merah Hitam ini juga memberinya kesuksesan sebagai pemain dengan dua kali menjadi juara pada periode 1980-an.
Ancelotti yang kini sudah berusia 62 tahun meraih gelar Liga Inggris bersama Chelsae pada 2010, lantas Ligue 1 bersama PSG tiga musim berselang, dan angat trofi Bundesliga bersama Bayern Muenchen pada 2017.
Usai memastikan gelar LaLiga musim ini, Ancelotti begitu larut dalam sukacita. "Hari ini kita harus merayakannya, bukan bicara. Saya ingin merayakan. Itu membuat saya bangga bisa menang di lima liga utama. Saya dapat mengatakan bahwa saya menyukai apa yang saya lakukan. Itu berarti saya telah melakukannya dengan cukup baik."
Ancelotti memang pantas berpesta. Merayakan konsistensi mereka di musim yang spektakuler ini.
Tetapi ia tahu perjalanan belum berakhir. Walau menjadi pelatih tertua yang menjuarai LaLiga di usia 62 tahun dan 325 hari, musim ini masih menyisahkan kesempatan besar lain baginya.
Momen untuk menjadikannya selain sebagai peraih "grand slam" gelar di liga-liga top Eropa, juga pelatih pertama yang empat kali juara Liga Champions, setelah sebelumnya bersama Madrid dan dua kali bersama Milan pada 2003 dan 2007.
Selamat Madrid dan proviciat Don Carlo!