Pram/Yere yang selalu kalah di dua pertemuan sebelumnya akhirnya berhasil memperkecil skor "head to head" serentak menjaga harapan meraih medali emas.
Hanya saja, langkahnya harus diuji senior mereka, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. FajRi  lolos usai menyingkirkan wakil Malaysia, Man Wei Chong/Kai Wun Tee, 21-16 dan 21-16.
Modal gelar juara Swiss Open Super 300 di tahun ini tentu akan memacu Fajar/Rian untuk meraih prestasi di ajang yang lebih prestisius seperti BAC yang berada di level Super 1000.
Namun, unggulan empat ini tidak bisa meremehkan Pram/Yere. Sebab, rekor pertemuan lebih berpihak pada juniornya. Pram/Yere mengalahkan FajRi di Hylo Open 2021, 11-21 23-25.
Menariknya, pemenang "perang saudara" Merah Putih ini akan bertarung dengan pemenang "perang saudara" Malaysia antara unggulan delapan, Goh Sze Fei/Nur Izzuddin kontra Aaron Chia/Soh Wooi Yik, unggulan tiga. Â Duel final nanti dipastikan akan sengit!
Pembuktian "honey couple"
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti tentu belum sepenuhnya melupakan pengalaman pahit ketika harus dieliminasi dari Pelatnas PBSI di awal tahun ini. Setelah menjadi pasangan non-pelatnas keduanya terus berjuang untuk kembali membuktikan diri.
Memang tidak mudah. Belum ada pencapaian fenomenal sejak menjadi juara All England 2020, pasangan yang kini dijuluki "honey couple" itu belum berhasil mengulanginya.
Perjuangan mereka menjadi semakin berat setelah meninggalkan Cipayung. Namun, keduanya memiliki modal untuk kembali merebut hati PBSI.
Sebagai pasangan senior dan memiliki ranking tertinggi di antara pasangan pelatnas lainnya, Praveen/Melati tentu tidak ingin terus menerus menjadi bulan-bulanan dan sasaran kritik.
Momen pembuktian itu sudah ada di depan mata. Praveen/Melati belum terkalahkan di BAC 2022. Kemenangan atas pasangan tak diunggulkan dari Jepang, 21-17 dan 22-20 membawa PraMel semakin dekat ke tangga juara.