Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Persebaya Surabaya di Antara Gelombang Eksodus dan "In Aji We Trust"

15 April 2022   04:10 Diperbarui: 15 April 2022   12:30 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skuat Persebaya Surabaya musim 2021/2022: KOMPAS.com/Suci Rahayu

Dalam hitung hari Persebaya Surabaya harus kehilangan lebih dari 10 pemain. Gelombang eksodus itu mulai menerjang skuat Bajul Ijo tak lama setelah musim Liga 1 2021/2022 berakhir.

Cukup banyak dari antaranya adalah pemain utama yang sukses mengantar tim yang lekat dengan "salam satu nyali" itu finis di posisi lima besar.

Empat legiun asing yakni Arsenio Valpoort, Taisei Marukawa, Bruno Moreira, dan Alie Sesay, ikut pergi. Beberapa dari antaranya menjadi tumpuan skuat Aji Santoso dalam melewati musim yang berat hingga mampu bersaing di papan atas.

Taisei misalnya berkontribusi 17 gol dan 10 asis. Bruno menyumbang tujuh gol dan tiga asis dalam 23 penampilan. Pemain asal Jepang dan Brasil itu menjadi andalan di kedua sayap Persebaya. Kepakan mereka di lapangan pertandingan begitu memikat. Taisei meninggalkan Persebaya dengan kenangan sebagai "Best Player of The Season."

Para pemain lokal seperti M Syaifuddin, Frank Rikhart Sokoy, dan Hambali Tholib, juga menyusul David Ariyanto, Johan Yoga, Rachmat Irianto, Ricky Kambuaya, Samsul Arif, Reva Adi Utama, dan Ady Setiawan.

Kepergian para pemain itu jelas mengundang tanda tanya. Selain kehilangan sejumlah pemain inti yang tampil ciamik, Persebaya pun tak meninggalkan satu pun pemain di posisi bek kiri. Frank Rikhart Sokoy menjadi bek kiri terakhir yang hijrah. Ia mengikuti jejak Reva Adi Utama, Ady Setiawan dan M Syaifuddin.

Aji Santoso jadi  Pelatih Terbaik Liga 1 Bulan Desember 2021 : Liga Indonesia Baru via Bolasport.com
Aji Santoso jadi  Pelatih Terbaik Liga 1 Bulan Desember 2021 : Liga Indonesia Baru via Bolasport.com

Apakah Persebaya memang sengaja "cuci gudang" atau ada faktor lain di baliknya?

Tanda tanya besar sempat meramaikan jagat media sosial. Ada yang menilai pihak Persebaya seakan tinggal diam dan tak bisa berbuat apa-apa untuk mempertahankan mereka.

Komentar ini kemudian mendapat tanggapan dari pelatih Aji Santoso. Mantan pemain timnas Indonesia itu pun angkat bicara via kanal YouTube Persebaya untuk menjelaskan situasi yang sesungguhnya.

Dari komentar Aji yang baru mendapat perpanjangan kontrak dua tahun, berikut beberapa alasan yang bisa disimpulkan.

Pertama, pihak manajemen dan tim pelatih Persebaya sudah berupaya maksimal agar para pemain yang memiliki performa apik tak sampai meninggalkan kota Surabaya.

Sayangnya, pihak klub dan pemain tidak mencapai kata sepakat untuk perpanjangan kontrak karena berbagai alasan. Ricky Kambuaya dan Tasei akhirnya angkat kaki. Ricky bergabung dengan Persib Bandung, sementara Tasei bersama PSIS Semarang. Bruno hengkang ke Eropa, memperkuat klub kasta kedua Yunani.

Sebenarnya, performa apik para pemain membuat nilai jual dan daya tawar mereka semakin tinggi. Apalagi para pemain yang hanya diikat kontrak jangka pendek atau didatangkan di pertengahan musim dengan durasi kontrak hingga musim berakhir, memiliki kesempatan untuk menentukan pilihan dari berbagai tawaran.

Kedua, ada alasan personal. Rachmat Irianto terpaksa meninggalkan klub yang sudah dicintainya sejak kecil karena alasan keluarga. Mengutip akun Twitter resmi Persebaya, "kritik yang selama ini ia terima sudah berbuah tuduhan dan teror ke pihak keluarga."

Ketiga, beberapa pemain memang sengaja dilepas karena tak sesuai harapan. Sebagai contoh, Arsenio Valpoort. Selama setengah musim, pemain 29 tahun asal Belanda itu hanya mampu mencetak satu gol.  Wajar bila Persebaya tak memperpanjang kontraknya.

Dua pemain lain yakni Johan dan David tak bisa bersaing untuk mendapatkan menit bermain.  Mereka jarang mendapat kesempatan. Karena itu, bisa dipahami bila Persebaya membiarkan mereka pergi.

Tangan dingin

Ditinggal para pemain penting tentu meninggalkan rasa kehilangan. Kontribusi mereka jelas tak bisa diremehkan sehingga mampu mengantar Persebaya bisa bersaing dengan tim-tim unggulan lainnya.

Namun, situasi seperti ini lumrah di dunia sepak bola. Pemain datang dan pergi adalah pemandangan yang lazim. Jangankan di tingkat lokal, pemain sekaliber Lionel Messi saja bisa hengkang dari Barcelona, klub yang sudah sedemikian melekat dengan dirinya.

Begitu juga kepergiaan seorang pemain tidak berarti perpisahan selamanya. Pemain yang sama bisa datang kembali suatu saat nanti. Selalu ada jalan pulang dari setiap kepergian.

Tak mengherankan bila Aji Santoso menanggapi santai situasi yang terjadi di timnya. Masih ada waktu untuk mengkonsolidasi kekuatan sebelum bertarung lagi di musim baru.

Bergerak dari arah berlawanan, Persebaya pun sudah mendatangkan sejumlah pemain. Gerilya yang dilakukan dalam senyap sudah membuahkan hasil. Tanda tangan Andre Oktaviansyah, M Zainuri dan Leo Lelis sudah didapat.

Tidak sampai di situ. Sebagai ganti empat pemain asing, Persebaya sedang menjalin komunikasi serius dengan dua pemain asing.

Bahkan, dari sejumlah pemberitaan, kedua pemain itu hampir pasti merapat ke Surabaya. Ada yang menyebut nama Sho Yamamoto, penyerang sayap asal Jepang dan Higor Felipe Vidal, gelandang asal Brasil.

Cepat atau lambat, Persebaya akan mengkonfirmasi kedua pemain itu.

Selain merekrut pemain yang sudah jadi dengan pengalaman internasional atau domestik, Aji dan tim pelatih pun sudah memantau talenta-talenta muda dari tim junior dan klub-klub internal Bajul Ijo. Menukil surya.co.id, Selasa (12/4/2022), Aji sudah kepincut pada tiga pemain muda yang akan diorbitkan di tim utama.

Hal semacam ini bukan hal baru bagi Aji dan Persebaya. Aji adalah sosok pelatih yang sangat memperhatikan aspek regenerasi. Berkat sentuhan tangan dinginnya, Aji mampu memoles para pemain seperti Marselino Ferdinan, Akbar Firmansyah, Koko Ari Araya, M Supriadi, dan Rizky Ridho.

Para pemain muda itu ditempa baik saat latihan maupun pertandingan resmi. Mereka kemudian berkembang menjadi pemain bintang. Marselino dan Rizky tidak hanya mencuri perhatian di level klub. Keduanya pun sukses membuat Shin Tae-yong kepincut untuk menggunakan jasa mereka di tim nasional.

Marselino adalah salah satu pemain muda yang paling bersinar di Liga 1 musim lalu. Ia pun diganjar predikat pemain muda terbaik. Sementara itu, Aji Santoso didapuk sebagai pelatih terbaik.

Penghargaan individual tersebut adalah bentuk pengakuan atas kinerja mereka. Aji sebagai juru taktik yang sukses memoles Persebaya menjadi tim yang solid, atraktif, dan memiliki kedalaman skuat yang baik dengan sokongan para pemain asing, lokal, hingga pemain muda.

#InAjiWeTrust 

Aji tentu harus bekerja keras untuk kembali membangun kekuatan Persebaya. Klub dengan sejarah panjang dan mendapat tempat tersendiri dalam sejarah sepak bola Tanah Air. Bersama lima asisten pelatih, mereka bergiat untuk menyusun kembali kekuatan tim setelah ditinggal banyak pemain pilar.

Tentu, untuk mencapai tingkat soliditas seperti musim lalu, dibutuhkan waktu yang tidak sedikit. Para pemain baru dituntut untuk cepat beradaptasi. Sementara itu, para pemain yang masih bertahan sekiranya bisa menjadi motor penggerak.

Kesempatan emas bagi para pemain muda seperti Marselino untuk kembali unjuk gigi di musim yang baru. Kepercayaan yang didapat baik di tingkat klub maupun tim nasional menunjukkan potensi besar para pemain seperti Marselino.

Marselino dan para pemain muda lainnya bisa semakin membangun ikatan dengan para pemain lain yang masih bertahan. Sebagai sebuah klub, Persebaya akan tetap tegak berdiri, walau ditinggal pergi banyak pemain.

Persebaya akan tetap menjadi tim yang patut diperhitungkan di musim depan. Kita masih menanti kejutan yang akan dibuat Persebaya di bursa transfer. Selain kepastian nama-nama pemain asing, bukan tidak mungkin Persebaya tengah mengincar para pemain lokal.

Pada gilirannya, Aji bisa mendapat kembali amunisi yang cukup untuk menjalankan visinya. Terlepas dari seberapa banyak pemain anyar dan seberapa tinggi level permainan mereka, yang terpenting adalah para pemain tersebut bisa ambil bagian secara baik dalam orkes permainan yang diinginkan sang pelatih.

Seperti kata Aji, mendatangkan banyak pemain bintang tak menjamin kesuksesan. Tim bertabur bintang tak otomatis bertabur pula prestasinya. Begitu juga sebaliknya, tanpa bermodalkan banyak pemain bintang, sebuah klub tetap bisa bersaing dan berprestasi.

Hal ini persis seperti Aji dan Persebaya musim lalu. Sempat menuai kritik dan dipandang sebelah mata, Persebaya kemudian berhasil menyihir Indonesia dengan permainan atraktif. Sempat muncul desakan agar didepak, Aji kemudian menjawabnya dengan prestasi, baik finis di lima besar mapun sejumlah penghargaan pribadi. Dari #AjiSantosoOut kini berubah menjadi #InAjiWeTrust.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun