Diperhitungkan
Indonesia sebenarnya sudah hampir berada di tubir tangga juara. Sayangnya, kesempatan emas itu bisa direbut Thailand, penguasa futsal di Asia Tenggara. Indonesia gagal meraih gelar kedua dan meruntuhkan dominasi Thailand dalam 15 dari 16 edisi terakhir.
Patut diakui, jam terbang para pemain Thailand di pentas futsal jauh lebih tinggi dari Indonesia. Thailand memiliki para pemain senior yang memiliki pengalaman tampil di Piala Dunia Futsal.
Selain itu, Thailand memiliki mesin gol dengan pengalaman level Eropa. Dia adalah Muhammad Osamanmusa yang bermain di Spanyol, salah satu negara terkuat di cabang olahraga ini.
Walau begitu, perjuangan Indonesia yang tak kenal lelah sukses memberi peringatan tersendiri bagi Thailand. Thailand bukan lagi penguasa tunggal yang sulit digoyang. Talenta-talenta Tanah Air sudah bisa bersaing dengan mereka.
Didukung Hashemzadeh yang belum lama menjadi pelatih kepala yakni sejak pertengahan Maret 2022 lalu, para pemain Indonesia bisa unjuk gigi.Â
Timnas yang kuat tentu lahir dari kompetisi futsal yang baik. Penyelenggaraan kompetisi domestic menjadi ajang menjaring dan mengorbit para pemain dari berbagai wilayah di Nusantara.
Menarik melihat skuat Indonesia yang diboyong ke Thailand. Dari 14 pemain, hanya satu yang berposisi pivot. Dia adalah Evan Soumilena. Evan yang tampil konsisten sepanjang turnamen terbukti mampu menjawab kepercayaan besar itu.
Ia didukung oleh para pemain lain yang mayoritas berposisi sebagai flank. Ardiansyah Nur, Ardiansyah Runtuboy, Mochammad Iqbal, Syauqi Saud, Guntur Sulistyo, Dewa Rizki, dan Firman Adriansyah. Di posisi anchor ada Sunny Rizky, Rio Pengestu, Marvin Alexa, dan Rizki Xavier.
Hashemzadeh terbukti mampu meracik dan membentuk mereka menjadi tim yang solid dalam bertahan dan trengginas saat menyerang. Statistik sepanjang turnamen adalah bukti yang tak terbantahkan.
 Level Asia