Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bila Sepak Bola Sulit Bawa Indonesia ke Piala Dunia, Apakah Futsal Bisa Mewujudkannya?

12 April 2022   04:22 Diperbarui: 13 April 2022   03:31 1939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ranking futsal Asia: https://www.futsalworldranking.com/afc.htm

Indonesia mencetak 36 gol hingga semifinal sehingga menjadi tim yang sungguh produktif sekaligus berbahaya. Tak mengherankan, Thailand pun kewalahan di partai final.

Seperti pertemuan di babak penyisihan grup, Indonesia sukses memimpin dua gol.  Evan Soumilena dan Ardiansyah Runtuboy masing-masing mencetak gol di menit kedelapan dan 25.

Gol dari duo Papua itu membuat tuan rumah ketar-ketir. Indonesia mampu bertahan dengan sangat baik. Walau terus ditekan, konsentrasi dan fokus para pemain Indonesia tak tergoyahkan. Situasi ini terjadi hingga satu menit sebelum pertandingan usai.

Thailand yang memainkan skema "power play" akhirnya mendapat momentum positif. Titik balik Thailand terjadi di satu menit terakhir. Krit Aransanyalak dan Muhammad Osamanmusa membuat skor sama kuat.

Hasil imbang ini memaksa pertandingan berlanjut ke babak tambahan waktu 2x5 menit. Indonesia sempat berada dalam situasi tertekan setelah kehilangan Evan di babak pertama tambahan waktu. Evan yang berposisi sebagai pivot mendapat kartu kuning kedua.

Dua kartu kuning itu diraih Evan dalam waktu singkat. Buntut dari duel dengan Ronnachai Jungwongsuk dan senggolan pada Kritsada Wongkaeo.

Kartu merah itu sempat menuai protes keras dari Evan. Ia tetap menunjukkan reaksi keberatan hingga meninggalkan lapangan pertandingan.

Tanpa Evan, Indonesia tetap bisa meredam Thailand. Dengan satu pemain lebih sedikit membuat Indonesia tetap mampu membangun benteng pertahanan kecil. Gempuran demi gempuran Thailand tetap tak menggoyahkan benteng kokoh Indonesia.

Situasi ini terus terjadi hingga babak tambahan waktu kedua berakhir. Indonesia akhirnya takluk dalam adu penalti. Muhammad Albagir yang bermain gemilang sejak waktu normal tak kuasa membendung tembakan lima penendang tuan rumah.

Albagir, pemain Black Steel Manokwari sempat bertukar kesempatan dengan Iksan Rahadian. Tendangan Runtuboy mampu digagalkan Katawut Hankampa.

Kekalahan itu sungguh dramatis. Tim Indonesia sudah berjuang sehormat-hormatnya. Walau tak bermahkotakan gelar juara, mereka sudah menjadi juara di hati rakyat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun