Generasi Eduard Ivakdalam dua kali nyaris terdegradasi di era Liga Indonesia. Pertama, pada musim Ligina V 1998/1999. Saat itu mereka finis di posisi kelima grup 5 (Wilayah Timur) dari enam kontestan.
Kedua, di musim Ligina VII 2000/2001. Persipura akhirnya mampu mengakhiri musim di posisi kedelapan setelah sempat terpuruk di papan bawah.
Sejak itu, Persipura butuh waktu untuk mendapatkan keseimbangan baru. Baru di tahun 2005, Persipura akhirnya memulai masa keemasan. Gelar pertama di era Liga Indonesia yang berlanjut di  Liga Super Indonesia 2008/2009,  Indonesia Super League 2010/2011, dan 2013.
Pil pahit yang harus ditelan di musim ini tentu menjadi obat penyembuh bagi Persipura yang memang perlu memulihkan diri.Â
Rapor merah, seperti salah satu warna jersey kebanggaan tim merah-hitam ini, yang ditorehkan musim ini, perlu dievaluasi serius. Membenahi kembali sumber daya pemain, mematangkan para pemain muda baik secara fisik maupun mental, dan mempertimbangkan secara matang rekrutmen para pemain, termasuk pemain asing, adalah beberapa dari pekerjaan rumah tersebut.
Bila itu sungguh dilakukan, maka hanya soal waktu sang "jenderal" bintang empat dari Timur ini akan kembali bugar untuk menempati takhtanya lagi.
Come back stronger "Jenderal"!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H