Pelatih saat itu, Jacksen F Tiago beralasan. Performa timnya jeblok karena banyak pemain utama absen, entah karena cedera, akumulasi kartu, maupun terganggu oleh panggilan tim nasional.
Ya, Persipura pernah kehilangan delapan pemain saat menghadapi Bali United. Ricardo Salampessy, Ian Kabes, Ricky Kayame, Donny Monim, Henrique Motta, Ramai Rumakiek, dan Immanuel Rumbiak. Hanya satu dari antaranya yakni Donny Monim yang absen karena akumulasi kartu.
Jacksen sangat yakin kala itu timnya bisa bangkit. Bahkan bisa lebih di putaran berikutnya. Namun, itu terjadi jika dan hanya jika kekuatan tim kembali utuh.
Sayangnya, sebelum Jacksen mewujudkan janjinya itu, ia sudah harus kehilangan jabatan. Manajemen Persipura tak bisa memberinya waktu lebih lama. Ia bersama pelatih fisik Breno Araujo didepak.
Berganti pelatih pun tak mempan. Kekalahan dari Barito Putera, 0-3, di pekan ke-26 pada pertengahan Februari 2022 kembali membawa Persipura ke zona degradasi.Â
Jumlah poin Persipura yang ditangani Alfredo Vera sama banyak dengan Barito. Namun, Barito unggul selisih gol sehingga berhak menempati batas akhir zona nyaman.
Sejak itu, Persipura berkarib dengan Persela Lamongan dan Persiraja Banda Aceh hingga lengser ke Liga 2.
Tindakan indisipliner
Saya berani menyebut sebab lain yang membuat Persipura kemudian menyesali nasibnya adalah karena kesalahan sendiri. Tidak semata-mata karena tak bisa memenangkan pertandingan, tetapi kehilangan pemain dan poin bukan karena alasan yang mendasar.
Mengapa demikian? Persipura seharusnya masih memiliki Boaz dan Tinus Pae. Kedua pemain itu kemudian dicoret dari tim karena tindakan indisipliner, begitu alasan klub.
Persipura harus menjalani putaran pertama tanpa dua pemain berpengalaman yang kehadirannya sungguh diperlukan dalam tim yang diisi banyak pemain muda. Tinus kemudian kembali dipanggil dan bersama beberapa pemain senior lainnya bertarung hingga akhir.