Para pemain dan pelatih seperti tak percaya. Sedih. Kecewa. Marah. Rupa-rupa perasaan menyatu dan membuncah dalam berbagai rupa.Â
Begitu juga para penggemar. Namun, hasil akhir sudah ditentukan. Persipura Jayapura turun kasta ke Liga 2.
Terdegradasinya Persipura  dari Liga 1 memang pantas menjadi buah bibir. Bukan semata-mata karena baru pertama mengalaminya sejak era Liga Indonesia dimulai pada musim 1994/1995 lalu.
Klub ini tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Papua tetapi juga Indonesia. Dari timur Indonesia, kemilau cahanya berpendar ke berbagai penjuru. Menjadi tim paling sukses di era Liga Indonesia dan sudah membanggakan negara ini di level Asia.
Belum ada tim lain yang mampu mengulangi pencapaian Persipura pada 2014: nyaris lolos ke final Piala AFC bila tidak dihentikan Al-Qadsia SC dari Kuwait.
Sayangnya, Persipura dengan Boaz Salossa yang tengah hebat-hebatnya, keok dengan agregat cukup mencolok, 2-10.
Petaka di menit akhir
Persipura sebenarnya meraih hasil positif di pekan terakhir. Menghadapi Persita Tengerang di Stadion Kompyang Sujana, Denpasar, Bali, Kamis (31/3/2021), Persipura menang tiga gol tanpa balas.
Ternyata gol Yohanes Pahabol, Yevhen Bohasvili, dan Ramiro Ferginzi tidak cukup membantu. Tambahan tiga poin belum cukup menyelamatkan mereka dari jurang degradasi.
Sebab, pada waktu bersamaan dua tim lain yang juga bersaing keluar dari zona merah yakni Barito Putera dan PSS Sleman berhasil memetik poin.