Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Fajar/Rian Bungkam Malaysia dan Cara Elegan Jojo Menjawab Kritik Rudy Hartono

27 Maret 2022   20:56 Diperbarui: 27 Maret 2022   21:04 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah Jonatan Christie memastikan kemenangan atas H.S Prannoy di final tunggal putra Swiss Open 2022, Minggu (27/3/2022) malam WIB, justru tagar Rudy Hartono di jagat twitter yang mencuri perhatian.  Nama pemilik delapan gelar All England itu bahkan sempat memuncaki daftar topik tren.

Apa sebab pria 72 tahun itu ramai dikicaukan, bahkan oleh warganet mancanegara, bukannya sang pemenang?

Ternyata, beberapa hari sebelumnya, Rudy mengomentari performa sektor tunggal putra Tanah Air saat ini. Jelas nama Jojo bersama Anthony Sinisuka Ginting menjadi sasaran. Dua tunggal putra terbaik Indonesia.

Menjawab pertanyaan wartawan olahraga Jawa Pos, A. Ainur Rohman, yang kemudian ia cuplik di akun twitternya , legenda hidup badminton Indonesia itu memberikan sejumlah catatan kritis atas Jojo dan Ginting.

Ginting dinilai punya kecepatan. Hanya saja, daya tahannya perlu digembleng lagi. Rudy kemudian berkomentar lebih pedas pada Jojo.

"Kalau Jonatan? 'Dia tak punya keistimewaan. Kaku, tak enak ditonton, dan tak punya pukulan mematikan."

Rudy yang mengukir sejarah sebagai pemain termuda yang menjuarai All England dan tujuh kali secara beruntun mempertahankan gelar turnamen tertua di dunia itu tidak hanya meninggalkan kritik. Di ujung wawancara mereka, Rudy berseloroh, "Biasanya, setelah saya kritik dan ngomong keras gini, tunggal putra Indonesia bisa juara, hahaha."

Dan komentar Rudy beberapa saat lalu ternyata bertuah. Jojo menjawab kritikan itu dengan gelar juara di panggung St.Jakobshalle, Basel.

Jojo hampir tanpa mendapat perlawanan dari pemain India itu. Performa Prannoy terlihat antiklimaks, tak seperti saat menyingkirkan Ginting di semifinal.

Jojo berpelukan dengan sang pelatih usai mengunci gelar juara tunggal putra Swiss Open 2022: https://twitter.com/BadmintonTalk
Jojo berpelukan dengan sang pelatih usai mengunci gelar juara tunggal putra Swiss Open 2022: https://twitter.com/BadmintonTalk

Di gim pertama, Jojo bisa melaju dengan cepat. Sempat mendapat perlawanan di set kedua, Jojo yang diunggulkan di tempat keempat bisa mengatasi lawannya. Jojo menang straight set 21-12 dan 21-18 dalam waktu 48 menit.

Jumlah set kemenangan ini seperti pertemuan mereka sebelumnya di Denmark Open 2021 yang membuat skor pertemuan mereka menjadi 4-3 untuk keunggulan Jojo.

Terlepas dari sajian yang diperagakan kedua finalis di pertemuan kedelapan ini, kemenangan Jojo tetap patut diapresiasi. Ia melewati rintangan sejak babak pertama. Ia tidak hanya berjibaku dengan aral di lapangan pertandingan, tetapi juga tekanan yang datang dari luar lapangan.

Jojo sudah lama tak naik podium juara. Gelar juara World Tour terakhir adalah Australia Open Super 300 pada 2019 silam.

Penampilan Jojo kerap naik turun.  Konsistensi masih menjadi pekerjaan rumah sektor tunggal putra umumnya.

Berselang dua dekade setelah Joko Suprianto, Jojo pun naik tangga juara Swiss Open. Kemenangan ini mengakhiri paceklik gelar dalam dua tahun terakhir, lantas sedikit banyak mulai mengikis pesimisme pada sektor ini, sekaligus menjadi cara kreatif dan elegan Jojo menjawab kritik seniornya Rudy Hartono.

Bungkam Malaysia

Indonesia tidak hanya membawa pulang satu gelar dari turnamen level Super 300 ini. Dua finalis, keduanya sukses mencapai klimaks.

Sektor ganda putra menjaga tren positif dalam dua pekan terakhir. Usai menjuarai All England, sektor ini kembali mencetak pasangan juara. Kali ini giliran  Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Pasangan yang kerap disingkat FajRi itu mengandaskan harapan Goh Sze Fei/Nur Izzuddin untuk meraih gelar kedua mereka di tahun ini, setelah menjadi kampiun German Open 2022. FajRi pun membungkam asa fan Negeri Jiran melihat pasangan muda itu berjaya lagi.

Goh/Nur yang dijagokan di posisi kedelapan berusaha meladeni unggulan empat dengan permainan cepat. Keduanya berani adu drive dan rajin mengirim smes-smes keras untuk membongkar rapatnya pertahanan FajRi.  Beberapa kali pengembalian bola di depan net mereka membuat FajRi kewalahan.

Fajar/Rian di podium juara Swiss Open 2022: badminton photo
Fajar/Rian di podium juara Swiss Open 2022: badminton photo

Namun, FajRi tak mau didikte oleh pasangan berperingkat 18 BWF itu. Soliditas pertahanan dijaga, kecepatan memutus laju bola depan net dan smes keras rutin ditunjukkan. Memang, beberapa kali FajRi mampu memimpin jauh, lantas mengendor sehingga bisa dikejar bahkan disalip Goh/Nur.

FajRi akhirnya membuktikan kualitas mereka sebagai pasangan dengan jam terbang lebih tinggi dan ranking dunia lebih baik. Pertarungan itu berakhir dua gim, 21-18 dan 21-19 dalam waktu 40 menit.

Gelar ini jelas berarti bagi FajRi. Kembali menjadi juara di turnamen itu setelah edisi 2019, serentak menunjukkan bahwa mereka masih menjadi pasangan yang patut diperhitungkan dan diandalkan di tengah meroketnya penampilan pasangan-pasangan muda Tanah Air.

Penebusan Stoeva Bersaudara

Swiss Open kali ini juga meninggalkan kesan mendalam bagi Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva. Pasangan kakak-beradik dari Bulgaria ini sudah tiga kali kandas di final Swiss Open, masing-masing tahun 2017, 2018, dan 2021.

Tahun lalu, harapan mereka dipupuskan pasangan Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan.  "Hat-trick" runner-up itu ternyata tidak membuat mereka patah arang. Kali ini mereka sukses menjadi juara setelah mengalahkan pasangan Jerman, Linda Efler/Isabel Lohau.

Peringkat dunia Stoeva bersaudara lebih baik. Sebagai unggulan ketiga, keduanya bermain impresif untuk mengakhiri pertandingan hanya dalam dua gim. Duel berdurasi 41 menit itu berakhir 21-14 dan 21-12 untuk memperpanjang catatan kemenangan Stoeva atas Linda/Isabel menjadi 3-0.

Pencapaian ini menjadi penebusan kegagalan di tiga kesempatan sebelumnya, sekaligus menjadi gelar Super 300 pertama pasangan yang kini sudah masuk dalam jajaran elite dunia.

Stoeva bersaudara (kanan) juara Swiss Open 2022: https://twitter.com/BadmintonTalk
Stoeva bersaudara (kanan) juara Swiss Open 2022: https://twitter.com/BadmintonTalk

Bagaimana sektor lain?

India berhasil meraih satu gelar dari sektor tunggal putri. Pusarla V.Sindhu, unggulan dua mampu mengakhiri perlawanan Busanan Ongbanmrungphan. Tidak seperti saat kesulitan menghadapi wakil Thailand, Supanida Katethong di semifinal, penampilan unggulan dua di partai final jauh lebih baik.

Sindhu bisa mendikte permainan sejak awal, bahkan nyaris tanpa perlawanan di set kedua. Peraih perak Olimpiade Rio 2016 itu menang straight set 16-21 dan 8-21.

Sindhu mengandaskan harapan Busanan untuk kembali juara di tahun ini setelah berjaya di India Open di awal tahun, serentak memperlebar skor "head to head" menjadi 16-1.

Saat tulisan ini selesai dibuat, Mark Lamsfuss/Isabel Lohau dari Jerman sedang berjibaku menghadapi wakil Malaysia, Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie. Terlepas dari hasil akhir pertarungan pasangan ganda campuran unggulan delapan versus enam itu, para penggemar Indonesia sudah bernapas lega. Dua gelar sudah diraih dan status juara umum pun dimeterai.

Selamat Jojo dan FajRi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun