Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Malaysia Merusak Skenario Manis Indonesia dan Pesona Isabel Lohau di Final Swiss Open 2022

27 Maret 2022   08:53 Diperbarui: 27 Maret 2022   08:59 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Order of play final Swiss Open 2022: tournamentsoftware.com

Final Swiss Open 2022 hampir saja menghadirkan pertemuan pemain dari negara yang sama di sejumlah sektor seperti tunggal putri, tunggal putra, dan ganda putra. Sayangnya, skenario yang ditunggu para penggemar Thailand, Malaysia, dan Indonesia itu batal terjadi.

Kejutan yang terjadi di babak semifinal, Sabtu (26/3/2022) malam hingga Minggu dini hari WIB membuyarkannya. Dengan begitu partai pamungkas turnamen Super 300 itu bakal menghadirkan tontonan yang mendebarkan.

Sebenarnya, Indonesia memiliki kans mengunci gelar tunggal putra dan ganda putra lebih awal. "All Indonesian final" berpeluang terjadi di kedua sektor itu. Begitu juga India dan Malaysia memiliki kesempatan yang sama. Ternyata jalan cerita di panggung St. Jakobshalle sungguh tak bisa diprediksi.

Skenario "All England" gagal berulang

Sektor ganda putra mempertemukan wakil dari dunia negara yakni Indonesia dan Malaysia. Pintu peluang final rekan senegara cukup terbuka.

Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto memulai "perang" dua negara bertetangga menghadapi Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Rekor pertemuan memang kurang menguntungkan pasangan Indonesia.

Aaron/Soh yang menempati unggulan kedua selalu menang dalam tiga pertemuan sebelumnya. Kedua pasangan cukup lama tak bersua. Ketiga perjumpaan itu terjadi di tahun 2019. Sebelum ini, di China Open 2019,  pasangan Negeri Jiran itu menang rubber game, 21-13 18-21 16-21.

Fajar/Rian tentu tidak ingin rekor buruk terus berlanjut. Sejak gim pertama, kedua pasangan memang terlihat kurang nyaman. Tidak terlihat pertarungan yang panjang. Sejumlah poin justru didapat secara gratis dari kesalahan lawan.

Fajar/Rian hampir saja kehilangan gim pertama setelah keunggulan dua angka dalam kedudukan 20-18 berhasil dikejar Aaron/Soh. Bermain lebih tenang dan sabar akhirnya menjadi kunci bagi pasangan ranking sembilan BWF untuk merebut dua poin kemenangan.

Di gim kedua, Aaron/Soh, berperingkat satu strip di depan Fajar/Rian, bermain lebih agresif. Keduanya berusaha mempercepat tempo permainan. Strategi ini berhasil. Keduanya bisa memetik poin demi poin dengan cukup mudah. Unggul tipis di interval gim, Aaron/Soh akhirnya bisa melaju hingga merebut gim kedua, 21-13.

Fajar/Rian kembali mendapat momentum positif di gim penentu. Keduanya langsung menekan sejak awal set sehingga mampu memimpin 5-1. Pertahanan rapat dan kesabaran untuk tidak melakukan kesalahan sendiri menjadi kunci Fajar/Rian terus melaju, 11-4.

Setelah interval, pasangan Malaysia semakin tak nyaman. Koordasi di antara mereka mulai bermasalah. Fajar/Rian mendapat kesempatan untuk mengumpulkan tambahan angka menjadi 15-4.

Unggul jauh tak membuat Fajar/Rian lengah. Pasangan Malaysia mulai memperlambat tempo permainan dan mengajak Fajar/Rian untuk beradu smes. Sempat kehilangan beberapa angka, Fajar/Rian kemudian tak terkejar.

Smes keras Fajar menyambut pengembalian servis pemain malasia yang "tanggung" akhirnya menutup pertandingan. Kemenangan 22-20, 13-21, dan 21-8  atas peraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020 mengantar Fajar/Rian ke babak final, sekaligus "pecah telur" rekor pertemuan menjadi 1-3.

Sayangnya, suksesnya  revans Fajar/Rian gagal disusul pasangan muda Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Rambitan.  Pram/Yere bermain antiklimaks sehingga menyerah straight set 21-18 21-18 dari Goh Sze Fei/Nur Izzuddin.

Ini menjadi kekalahan pertama Pram/Yere dari pasangan berperingkat 18 BWF. Padahal, dari sisi ranking dunia kedua pasangan sebenarnya tak berbeda jauh. Dengan demikian, sektor ganda putra Indonesia gagal mengulangi pencapaian manis di All England pekan sebelumnya. "All Indonesia final" ganda putra tak berulang.

Walau begitu, Fajar/Rian memiliki kesempatan menjadi juara, sekaligus membalas dendam kekalahan penerus mereka. Fajar/Rian memiliki catatan pertemuan yang lebih bagus  menghadapi Goh Sze Fei/Nur Izzuddin.

Dari empat perjumpaan sebelumnya, Fajar/Rian hanya sekali kalah. Namun, Fajar/Rian perlu waspada karena kekalahan itu terjadi di pertemuan sebelumnya di Denmak Open 2021 dalam dua gim, 21-18 21-17.

Bila Fajar/Rian mampu mengurangi kesalahan sendiri, tetap agresif di depan net, dan menggempur dengan smes-smes keras, maka peluang juara terbuka lebar.

Kejutan Ginting

Bila sektor ganda putra menghadirkan pertarungan antara Indonesia versus Malaysia, di sektor tunggal putra Indonesia bersua India. Anthony Sinisuka Ginting ditantang Prannoy HS, sementara Jonatan Christie menantang Srikanth Kidambi.

Ginting yang tampil di lapangan dua ternyata tak mampu mewujudkan harapan para penggemar di Tanah Air agar bisa melangkah ke partai final.  Sebagai pemain dengan ranking dan unggulan tertinggi yang masih bertahan, asa fan di Indonesia kepadanya begitu tinggi.

Sayangnya, unggulan ketiga ini  banyak melakukan "unforced errors" alias kesalahan sendiri. Peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 itu harus mengakui keunggulan Prannoy, pemain berperingkat 26 BWF.

Kedua pemain bertarung lebih dari satu jam. Prannoy menang tiga gim, 21-19 19-21 21-18 untuk memastikan satu wakil India di partai pamungkas sektor tunggal putra.

Kemenangan ini pun membuat Prannoy sementara ini memimpin skor "head to head" menjadi 2-1. Pertemuan sebelumnya di Japan Open 2018, Prannoy menang 14-21 dan 17-21.

Bagaimana duel Jojo versus Srikanth? Peringkat dunia Jojo lebih baik dari lawannya. Namun, Jojo yang berperingkat delapan BWF memiliki catatan kurang bagus saat berhadapan dengan pemain ranking 12 BWF itu.

Dari tujuh pertemuan sebelumnya, Jojo kalah empat kali. Kekalahan terakhir terjadi di Indonesia Masters 2021 dengan skor 21-13 18-21 15-21.

Tersingkirnya Ginting, membuat Jojo menjadi harapan semata wayang tim Indonesia di sektor tunggal putra. Selain membuka peluang ke final, Jojo diharapkan menggagalkan peluang final sesama pemain India.

Jojo sempat membuat para fan di Tanah Air ketar-ketir lantaran harus menyerahkan gim pertama pada unggulan tujuh itu. Namun, Jojo akhirnya mampu membalikkan keadaan di dua gim berikutnya untuk mengunci kemenangan rubber set 18-21, 21-7, dan 21-13.

Jojo membuat api harapan penggemar Merah-Putih bisa terus menyala. Kemenangan ini sekaligus membuat rekor "head to head" keduanya menjadi sama kuat.

Lebih dari itu, Jojo hanya perlu belajar dari kesalahan yang dilakukan Ginting untuk menaklukkan Prannoy, pemain yang sudah tujuh kali pula ia hadapi tetapi empat di antaranya berhasil ia taklukkan.

Semoga Jojo bisa mengulangi kemenangan di Denmark Open 2021 untuk mengakhiri paceklik gelar sektor tunggal putra Indonesia.

Thailand gagal kuasai tunggal putri

Thailand hampir saja menguasai final tunggal putri. Adalah Pusarla V.Sindhu yang menggagalkannya. Unggulan kedua dari India ini harus berjibaku bermain rubber game menghadapi Supanida Katethong.

Sindhu memang cukup kerepotan menghadapi pemain yang dua tahun lebih muda darinya. Peringkat dunia dan jam terbang Sindhu memang lebih baik. Tetapi, pemain 24 tahun itu bisa merepotkan Sindhu dengan smes-smes keras dan keuletan mengejar serta mengirim kok ke berbagai sudut sulit.

Katethong hampir saja merebut kemenangan, bila saja Sindhu gagal menguasai keadaan di dua poin terakhir. Pertarungan berdurasi satu jam dan 19 menit itu berakhir dengan skor 21-18, 15-21, dan 21-19 untuk Sindhu. Sindhu pun merusak harapan Thailand untuk mengulangi final India Open di awal tahun ini.

Saat itu, Katethong menghadapi seniornya, Busanan Ongbamrungpham. Katethong pun gagal revans. Sementara Busanan berpeluang menambah koleksi gelarnya bila saja mampu memutus rantai dominasi Sindhu yang memberinya 15 kekalahan dalam 16 pertemuan sebelumnya.

Apakah Busanan bisa mengakhiri rekor buruk personal itu, sekaligus menjaga wajah Thailand di Swiss Open kali ini?

Pesona Isabel Lohau

Thailand sebenarnya juga berpeluang mengirim pasangan ganda putri terbaiknya ke partai final. Sayangnya, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai harus mundur di babak semifinal.

Unggulan dua ini menyerahkan tiket final secara cuma-cuma kepada Linda Efler/Isabel Lohau. Pasangan kejutan dari Jerman itu akan bersua Gabriele Stoeva/Stefani Stoeva, pasangan kakak-beradik dari Bulgaria yang menghentikan Vivian Hoo/Lim Chiew Sien dari Malaysia, 21-10 21-16.

Stoeva bersaudara memiliki kesempatan juara lebih besar. Unggulan ketiga itu tak pernah kalah dalam dua kesempatan terakhir bersua lawannya yang kini berada di peringkat 30 BWF.

Terlepas dari hasil akhir, final sektor ganda putri kali ini menghadirkan pemandangan berbeda. Biasanya, sektor ini selalu dikuasai pemain-pemain Asia. Namun kali ini, kita menyaksikan dua pasangan Eropa saling beradu.

Sementara itu, sepak terjang Rehan Naufal/Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati yang mengejutkan akhirnya terhenti di empat besar. Pasangan muda ini gagal melewati unggulan delapan dari Jerman, Mark Lamsfuss/Isabel Lohau.

Rehan/Lisa kalah dua gim 21-17 da 21-15 dan membuka jalan pasangan berperingkat 15 BWF itu berhadapan dengan wakil Malaysia, Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie yang mengandaskan rekan senegara yang lebih diunggulkan, Tan Kian Meng/Lai Peng Jing, 21-17 dan 24-22.

Final ganda campuran bakal menarik. Ranking dunia kedua finalis tak terpaut jauh. Hanya saja, pasangan Malaysia yang berada di urutan 13 BWF memiliki catatan apik dalam empat pertemuan terakhir. Goh/Lai selalu sapu bersih.

Kejutan lain pun terjadi. Biasanya, kita melihat pemain Asia bisa tampil di dua nomor berbeda di partai final. Namun, di Swiss Open edisi kali ini, justru memunculkan pemain Jerman. Dia adalah Isabel Lohau.

Berikut jadwal final Swiss Open 2022, Minggu (27/3/2022):

Order of play final Swiss Open 2022: tournamentsoftware.com
Order of play final Swiss Open 2022: tournamentsoftware.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun