Hari Puasa untuk Perdamaian
Keempat, tentu upaya yang kita tempuh tidak semata-mata diarahkan pada kehidupan ilahi. Penghayatannya pun bisa dilakukan secara nyata kepada sesama.
"Barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya." (1 Yoh 4:20).
Dengan kata lain, wujud nyata keagamaan dan keimanan kita terlihat dalam kehidupan sini dan kini.
Ada banyak cara yang bisa ditempuh. Tidak sedikit yang melakukan kegiatan kemanusiaan atau karitatif, mengumpulkan dana untuk orang miskin, mensambangi panti-panti, dan berbagai kegiatan belarasa lainnya.
Aksi solidaritas tidak semata-mata dalam bentuk materi dan dalam jumlah yang besar. Upaya-upaya konkret yang sederhana pun bisa ditempuh. Salah satunya adalah melalui doa. Doa untuk orang-orang yang sedang kesusahan karena berbagai sebab baik politik, keamanan, maupun ekonomi. Doa kepada mereka yang sedang ditindas dan diperlakukan tidak adil. Doa bagi mereka yang nasibnya tidak sebaik dan seberuntung kita.
Paus Fransiskus dalam kesempatan Audiensi Umum pada akhir Februari kemarin menyampaikan keprihatinannya pada situasi yang tengah dialami warga Ukraina. Pemimpin umat Katolik sejagad itu, melansir www.vaticannews.va, merasa tersentuh dengan kondisi yang sedang terjadi di sana menyusul invasi Rusia.
Paus asal Argentina itu bahkan merasakan "sakit yang luar biasa di hati-nya" karena ancaman perang yang belakangan sudah mewujud invasi dan perang itu.
Ia meminta mereka yang terlibat dan memiliki tanggung jawab politik untuk melakukan introspeksi diri. "Memeriksa hati nurani mereka dengan serius di hadapan Allah, yang adalah Allah perdamaian dan bukan perang, yang adalah Bapa dari semua, bukan hanya sebagian, yang ingin kita menjadi saudara dan bukan musuh."
Tidak sampai di situ. Paus pun berdoa agar situasi tidak semakin buruk. Meminta semua pihak agar lebih menahan diri agar tidak menimbulkan penderitaan yang lebih besar bagi rakyat yang tidak bersalah, bisa mengacaukan hubungan antarnegara, dan merusak tatanan hukum internasional.
Akhirnya, Bapa Suci pun mengajak semua orang untuk ikut terlibat. Ambil bagian untuk berdoa. Ia pun menetapkan Rabu Abu hari ini sebagai "Hari Puasa untuk Perdamaian (Day of Fasting for Peace)."